Ulasan Teknikal
IHSG Ditutup Hijau, Tapi Hanya Bergerak Direntang Sempit
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
24 July 2018 16:56
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak terbatas pada zona hijau sepanjang hari ini, di tengah penyampaian laporan keuangan emiten bursa minggu ini.
Dibuka menguat (gap up) pada level 5.934 (+0,31%), IHSG cenderung bergerak datar dengan sesi tertingginya pada level 5.945 (0,51%) pukul 10:03 WIB. Sejak itu, IHSG cenderung bergerak melemah.
Pelemahan IHSG tersebut dipengaruhi pelemahan rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) di mana US$1 di pasar spot ditransaksikan pada Rp 14.555 atau melemah 0,48% pada pukul 10:00 WIB. Namun, IHSG masih bergerak pada zona hijau.
Hingga penutupan pukul 12:00 WIB, IHSG ditutup menguat 41 poin ke level 5.933 (+0,3%) dengan nilai transaksi Rp 3,2 triliun. Indeks sektor industri dasar dengan menyumbang 10 poin penguatan bagi IHSG, disusul sektor keuangan sebanyak 3 poin.
Pada sesi satu ini, investor asing membukukan penjualan bersih (net buy) sebesar Rp 101,84 miliar atau lebih rendah dari net buy sesi satu kemarin sebesar Rp 262 miliar.
Memasuki sesi ke-2, IHSG cenderung bergerak mendatar dengan level tertingginya di 5.939 pada pukul 15:39 WIB. Penguatan IHSG sedikit tertahan seiring pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar AS sebesar 0,28%, di mana US$1 di pasar spot ditransaksikan pada level Rp 14.525 tepat pukul 16:00 WIB.
Hingga pasca perdagangan (after market) pukul 16:15 WIB, IHSG ditutup menguat 16 poin (+0,27%) ke 5.931 dengan nilai perdagangan Rp 6,6 triliun. Sektor keuangan dan sektor industri dasar menjadi pendorong IHSG dan menyumbang masing-masing 9 dan 6 poin penguatan.
Penguatan IHSG tersebut turut didorong aksi beli investor asing yang membukukan pembelian bersih (net buy) sebanyak Rp 395 miliar, atau lebih besar dibandingkan net buy sesi satu sebesar Rp 262 miliar.
Dari sisi teknikal hari ini IHSG ditutup dengan pola datar (doji) baik pada sesi satu maupun sesi dua, pola tersebut memiliki kecenderungan netral yang tidak menunjukan arah pergerakan harga di mana IHSG bergerak di rentang sempit antara 5.925 hingga 5.945.
Mengacu pada indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) memberikan sinyal persilangan emas (golden cross) atau berpotensi menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article IHSG Naik 7 Hari Berturut-Turut, Akhirnya Tembus 6.000
Dibuka menguat (gap up) pada level 5.934 (+0,31%), IHSG cenderung bergerak datar dengan sesi tertingginya pada level 5.945 (0,51%) pukul 10:03 WIB. Sejak itu, IHSG cenderung bergerak melemah.
Pelemahan IHSG tersebut dipengaruhi pelemahan rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) di mana US$1 di pasar spot ditransaksikan pada Rp 14.555 atau melemah 0,48% pada pukul 10:00 WIB. Namun, IHSG masih bergerak pada zona hijau.
Pada sesi satu ini, investor asing membukukan penjualan bersih (net buy) sebesar Rp 101,84 miliar atau lebih rendah dari net buy sesi satu kemarin sebesar Rp 262 miliar.
Memasuki sesi ke-2, IHSG cenderung bergerak mendatar dengan level tertingginya di 5.939 pada pukul 15:39 WIB. Penguatan IHSG sedikit tertahan seiring pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar AS sebesar 0,28%, di mana US$1 di pasar spot ditransaksikan pada level Rp 14.525 tepat pukul 16:00 WIB.
Hingga pasca perdagangan (after market) pukul 16:15 WIB, IHSG ditutup menguat 16 poin (+0,27%) ke 5.931 dengan nilai perdagangan Rp 6,6 triliun. Sektor keuangan dan sektor industri dasar menjadi pendorong IHSG dan menyumbang masing-masing 9 dan 6 poin penguatan.
Penguatan IHSG tersebut turut didorong aksi beli investor asing yang membukukan pembelian bersih (net buy) sebanyak Rp 395 miliar, atau lebih besar dibandingkan net buy sesi satu sebesar Rp 262 miliar.
 Sumber: Reuters |
Dari sisi teknikal hari ini IHSG ditutup dengan pola datar (doji) baik pada sesi satu maupun sesi dua, pola tersebut memiliki kecenderungan netral yang tidak menunjukan arah pergerakan harga di mana IHSG bergerak di rentang sempit antara 5.925 hingga 5.945.
Mengacu pada indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) memberikan sinyal persilangan emas (golden cross) atau berpotensi menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article IHSG Naik 7 Hari Berturut-Turut, Akhirnya Tembus 6.000
Most Popular