
PDB 2018 Tak Capai Target, DPR Sebut Pemerintah 'Letoy'
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
23 July 2018 18:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai pemerintah terlalu mudah menyerah dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi kembali direvisi menjadi 5,2% di 2018.
Dalam rapat panitia kerja (Panja) di Badan Anggaran, pemerintah memaparkan realisasi pertumbuhan ekonomi sampai semester I-2018 diestimasikan 5,1%, sedangkan prognosis di semester II-2018 sebesar 5,3%, sehingga dalam satu tahun penuh rata-ratanya sebesar 5,2%. Artinya capaian ini jauh di bawah target yang sebesar 5,4%.
"Kita harusnya sesuai dengan target (pertumbuhan ekonomi di APBN), maka kita harusnya kejarlah. Kalau nanti memang enggak sesuai ya enggak masalah," ungkap anggota Banggar Fraksi Gerindra, Bambang Haryo di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (23/7/2018).
Menurutnya, keputusan pemerintah menurunkan target pertumbuhan ekonomi ini sangat tidak tepat. Pemerintah dinilai mudah menyerah dan tidak bersemangat dalam mengejar target.
"Jadi jangan letoy atau lemas duluan. Jadi kalau bisa 5,8% gitu dan saya yakin bisa bila 16 paket kebijakan dijalankan semua. Maka saya mohon semua bisa dimaksimalkan," kata Bambang.
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan keputusan yang diambil oleh pemerintah telah mempertimbangkan banyak faktor dan aspek. Meski sudah merevisk target menjadi lebih rendah tapi ia menegaskan pemerintah akam tetap mengejar untuk bisa mencapai lebih tinggi.
"Pemerintah akan sangat berupaya untuk lebih tinggi, tapi kami membuat prediksi yang lebih realistis apalagi dengan tekanan global saat ini," jelas Askolani.
Tekanan global seperti kebijakan yang dilakukan oleh AS juga bank sentralnya memberi dampak bagi rupiah yang juga terimbas pada konsumsi rumah tangga yang menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.
"Kita tahu lebih kecil dari target APBN, tentunya ini menjadi bahan evaluasi kita. Perencanaan sudah dilaksanakan, kondisi pelaksanaan APBN harus dilihat dengan kondisi aktual," tukas Askolani.
(dru) Next Article Fitch Prediksi Ekonomi RI 2018 Tumbuh di Bawah Target APBN
Dalam rapat panitia kerja (Panja) di Badan Anggaran, pemerintah memaparkan realisasi pertumbuhan ekonomi sampai semester I-2018 diestimasikan 5,1%, sedangkan prognosis di semester II-2018 sebesar 5,3%, sehingga dalam satu tahun penuh rata-ratanya sebesar 5,2%. Artinya capaian ini jauh di bawah target yang sebesar 5,4%.
"Kita harusnya sesuai dengan target (pertumbuhan ekonomi di APBN), maka kita harusnya kejarlah. Kalau nanti memang enggak sesuai ya enggak masalah," ungkap anggota Banggar Fraksi Gerindra, Bambang Haryo di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (23/7/2018).
"Jadi jangan letoy atau lemas duluan. Jadi kalau bisa 5,8% gitu dan saya yakin bisa bila 16 paket kebijakan dijalankan semua. Maka saya mohon semua bisa dimaksimalkan," kata Bambang.
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan keputusan yang diambil oleh pemerintah telah mempertimbangkan banyak faktor dan aspek. Meski sudah merevisk target menjadi lebih rendah tapi ia menegaskan pemerintah akam tetap mengejar untuk bisa mencapai lebih tinggi.
"Pemerintah akan sangat berupaya untuk lebih tinggi, tapi kami membuat prediksi yang lebih realistis apalagi dengan tekanan global saat ini," jelas Askolani.
Tekanan global seperti kebijakan yang dilakukan oleh AS juga bank sentralnya memberi dampak bagi rupiah yang juga terimbas pada konsumsi rumah tangga yang menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.
"Kita tahu lebih kecil dari target APBN, tentunya ini menjadi bahan evaluasi kita. Perencanaan sudah dilaksanakan, kondisi pelaksanaan APBN harus dilihat dengan kondisi aktual," tukas Askolani.
(dru) Next Article Fitch Prediksi Ekonomi RI 2018 Tumbuh di Bawah Target APBN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular