
Rupiah Terus Melemah, Ini Kata Pengusaha
Arys Aditya, CNBC Indonesia
21 July 2018 20:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah diminta untuk meningkatkan daya saing agar tren depresiasi nilai tukar rupiah yang kini menembus Rp 14.500 per dolar AS dapat dikonversi menjadi peningkatan ekspor nasional.
Ketua Bidang Peternakan dan Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit mengungkapkan pemerintah harus segera menghilangkan hambatan yang masih masih ditemui di sektor industri berorientasi ekspor dan padat karya.
"Karena itu sangat disayangkan kalau rupiah yang sudah mengalami pelemahan cukup besar, ekspor kita tidak meningkat signifikan," kata Anton, Sabtu (21/7/2018).
Pada perdagangan kemarin, rupiah sempat melemah signifikan hingga ke level Rp 14.540/dolar AS (-0,48% dibandingkan penutupan hari Kamis), sebelum akhirnya ditutup melemah tipis 0,03% di level Rp 14.475/dolar AS. Secara year-to-date (YTD), nilai tukar rupiah sudah anjlok hingga 6,7% terhadap dolar AS.
"Karena itu kata kuncinya adalah international competitiveness untuk yang orientasi ekspor dan labor intensive. Semua kebijakan yg menghambat kedua sektor tersebut harus dihilangkan," tambah Anton.
Ia mencontohkan, China justru sengaja secara perlahan melemahkan nilai tukar yuan agar kinerja ekspor mereka tetap terjaga di tengah gejolak perang dagang dengan Amerika Serikat.
Selain peluang untuk meningkatkan ekspor, Anton mengaku sebagian kalangan pengusaha juga mendapat tantangan yang cukup berat dalam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah.
"Bagi pelaku yang pasarnya dalam negeri yang maaih mengandalkan bahan baku atau barang impor tentu akan lebih berat lagi," kata Anton.
(ara/hps) Next Article BI: Rupiah Jatuh Karena Global, Fundamental RI Sudah Oke
Ketua Bidang Peternakan dan Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit mengungkapkan pemerintah harus segera menghilangkan hambatan yang masih masih ditemui di sektor industri berorientasi ekspor dan padat karya.
"Karena itu sangat disayangkan kalau rupiah yang sudah mengalami pelemahan cukup besar, ekspor kita tidak meningkat signifikan," kata Anton, Sabtu (21/7/2018).
Pada perdagangan kemarin, rupiah sempat melemah signifikan hingga ke level Rp 14.540/dolar AS (-0,48% dibandingkan penutupan hari Kamis), sebelum akhirnya ditutup melemah tipis 0,03% di level Rp 14.475/dolar AS. Secara year-to-date (YTD), nilai tukar rupiah sudah anjlok hingga 6,7% terhadap dolar AS.
Selain peluang untuk meningkatkan ekspor, Anton mengaku sebagian kalangan pengusaha juga mendapat tantangan yang cukup berat dalam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah.
"Bagi pelaku yang pasarnya dalam negeri yang maaih mengandalkan bahan baku atau barang impor tentu akan lebih berat lagi," kata Anton.
(ara/hps) Next Article BI: Rupiah Jatuh Karena Global, Fundamental RI Sudah Oke
Most Popular