BI: Rupiah Jatuh Karena Global, Fundamental RI Sudah Oke

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
28 February 2018 13:20
BI memandang pelemahan rupiah yang terjadi semata-mata akibat kondisi global. Perekonomian Indonesia cukup kuat dan positif.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memandang pelemahan rupiah yang terjadi semata-mata akibat kondisi global. Secara fundamental, perekonomian Indonesia cukup kuat dan positif.

"Pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini lebih merupakan respons pasar terhadap situasi global, bukan karena faktor domestik," ungkap Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Doddy Zulverdi kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/2/2018).

Secara fundamental, Doddy menjelaskan cukup banyak faktor positif yang dapat menopang stabilitas rupiah. Antara lain, pertumbuhan ekonomi yang berada dalam tren membaik di mana pada Triwulan IV-2017 tercatat tumbuh 5,19%.


"Laju inflasi juga rendah yakni pada Januari 2018 tercatat sebesar 3,25%. Kemudian defisit transaksi berjalan yang terkendali pada 2017 sebesar 1,7% terhadap PDB, di bawah batas aman 3% terhadap PDB," ungkapnya.

Selain itu, Doddy melanjutkan, cadangan devisa yang relatif besar juga menunjukkan fundamental yang baik. "Dengan dukungan perbaikan berbagai faktor fundamental tersebut, rupiah seharusnya bisa menguat kembali setelah proses koreksi di pasar keuangan ini mereda," jelasnya.

Doddy sebelumnya juga menjelaskan pelemahan rupiah hari ini masih merupakan lanjutan dari dampak koreksi harga saham dan obligasi di pasar keuangan internasional yang sudah terjadi pasca pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC) di akhir Januari.

"Dan berlanjut pasca pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Senat AS tadi malam. Hasil FOMC meeting dan pidato Gubernur the Fed yang cenderung hawkish serta data-data ekonomi AS yang membaik telah memicu ekspektasi kenaikan suku bunga di AS yang lebih cepat daripada perkiraan semula," papar Doddy.

"Situasi tersebut mendorong penguatan dolar AS secara broad based ke seluruh mata uang dunia, baik negara maju maupun emerging seperti Indonesia," imbuhnya.


Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini menyebutkan nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 13.707/dolar AS. Melemah 0,42% dibandingkan posisi hari sebelumnya. Rupiah mencapai titik terlemahnya sejak Mei 2016.

JISDOR adalah kurs referensi mata uang rupiah terhadap dolar AS yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta asing terhadap rupiah antarbank di pasar domestik, melalui Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia.
(dru) Next Article Bos BI: Rupiah Ada Kecenderungan Menguat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular