
Dolar AS Tembus Rp 13.700/US$, Ini Langkah-langkah BI
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
28 February 2018 12:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar AS yang tengah perkasa membuat nilai tukar rupiah melemah hingga di atas Rp 13.700/US$. Bank Indonesia (BI) tidak tinggal diam dengan melakukan langkah-langkah stabilisasi.
"Bank Indonesia terus memonitor perkembangan situasi global tersebut dan telah melakukan langkah-langkah stabilisasi di pasar valas dan pasar SBN [Surat Berharga Negara] agar volatilitas rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamentalnya," ungkap Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Doddy Zulverdi kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/2/2018).
Lebih jauh Doddy menjelaskan, pelemahan Rupiah hari ini masih merupakan lanjutan dari dampak koreksi harga saham dan obligasi di pasar keuangan internasional yang sudah terjadi pasca pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC) di akhir Januari.
"Dan berlanjut pasca pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Senat AS tadi malam. Hasil FOMC meeting dan pidato Gubernur the Fed yang cenderung hawkish serta data-data ekonomi AS yang membaik telah memicu ekspektasi kenaikan suku bunga di AS yang lebih cepat daripada perkiraan semula," papar Doddy.
"Situasi tersebut mendorong penguatan dolar AS secara broad based ke seluruh mata uang dunia, baik negara maju maupun emerging seperti Indonesia," imbuhnya.
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini menyebutkan nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 13.707/dolar AS. Melemah 0,42% dibandingkan posisi hari sebelumnya. Rupiah mencapai titik terlemahnya sejak Mei 2016.
JISDOR adalah kurs referensi mata uang rupiah terhadap dolar AS yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta asing terhadap rupiah antarbank di pasar domestik, melalui Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia.
(dru) Next Article Rupiah Melemah di Level Terendah di Rp 14.930/US$
"Bank Indonesia terus memonitor perkembangan situasi global tersebut dan telah melakukan langkah-langkah stabilisasi di pasar valas dan pasar SBN [Surat Berharga Negara] agar volatilitas rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamentalnya," ungkap Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Doddy Zulverdi kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/2/2018).
Lebih jauh Doddy menjelaskan, pelemahan Rupiah hari ini masih merupakan lanjutan dari dampak koreksi harga saham dan obligasi di pasar keuangan internasional yang sudah terjadi pasca pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC) di akhir Januari.
"Dan berlanjut pasca pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Senat AS tadi malam. Hasil FOMC meeting dan pidato Gubernur the Fed yang cenderung hawkish serta data-data ekonomi AS yang membaik telah memicu ekspektasi kenaikan suku bunga di AS yang lebih cepat daripada perkiraan semula," papar Doddy.
"Situasi tersebut mendorong penguatan dolar AS secara broad based ke seluruh mata uang dunia, baik negara maju maupun emerging seperti Indonesia," imbuhnya.
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini menyebutkan nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 13.707/dolar AS. Melemah 0,42% dibandingkan posisi hari sebelumnya. Rupiah mencapai titik terlemahnya sejak Mei 2016.
JISDOR adalah kurs referensi mata uang rupiah terhadap dolar AS yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta asing terhadap rupiah antarbank di pasar domestik, melalui Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia.
(dru) Next Article Rupiah Melemah di Level Terendah di Rp 14.930/US$
Most Popular