
Sekarang Rupiah 14.500/US$, Di 2019 Bisa ke Rp 14.900/US$
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 July 2018 17:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis menilai sulit bagi nilai tukar rupiah untuk kembali ke level di bawah Rp 14.000/US$. Beberapa analis pun sudah merevisi ke atas pergerakan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, pergerakan rupiah akan sangat ditentukan dari hasil negosiasi antara pemerintah AS dan China terkait dengan kebijakan perdagangan. Selama tensi masih memanas, rupiah pun akan bergejolak.
"Agak sulit ya [untuk kembali ke level di bawah Rp 14.000/US$]. Karena tekanan masih akan berlangsung," kata David saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Jumat (20/7/2018).
David menyebut, pelemahan nilai tukar rupiah per dolar yang menembus level Rp 14.500/US$ hari ini lebih dikarenakan faktor eksternal. Mulai dari pernyataan Presiden Donald Trump, serta langkah bank sentral China yang sengaja melemahkan mata uangnya.
David memperkirakan, nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini akan tetap berada di atas Rp 14.000/US$. Jika situasi semakin memanas, bukan tidak mungkin Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan bunga acuan dalam waktu dekat.
"Perkiraan kami masih dua kali lagi, dengan tetap melihat kondisi global. Kalau BI ahead the curve, saya kira RDG bulan depan akan naik lagi, dan kedua di akhir tahun," katanya
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut, pergerakan nilai tukar pada tahun ini secara rata-rata akan tetap di level Rp 14.300/US$. Meskipun BI sudah habis-habisan melakukan langkah stabilisasi, namun harus diakui dinamika ekonomi global lebih berperan.
"Sekarang memang sudah undervalue sekali. Memang kita tidak bisa berbuat banyak karena sentimennya dari global meskipun BI sudah habis-habisan," jelasnya.
Sementara itu, UOB Indonesia pun sudah merevisi ke atas proyeksi nilai tukar pada tahun ini. Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidaja memperkirakan, nilai tukar rupiah bisa berada di level Rp 14.700 hingga akhir tahun.
"Kami revisi ke atas sampai Rp 14.700 hingga akhir tahun," jelas Enrico.
Bahkan, berdasarkan laporan UOB Indonesia, tekanan tersebut masih akan berlanjut hingga tahun depan. UOB indonesia memperkirakan, nilai tukar rupiah pada kuartal pertama 2019 di level Rp 14.800/US$, sementara pada kuarta II-2019 di level Rp 14.900/US$.
(dru) Next Article Rupiah Sulit Menuju Level 13.500. Jadi BI Harus Apa?
Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, pergerakan rupiah akan sangat ditentukan dari hasil negosiasi antara pemerintah AS dan China terkait dengan kebijakan perdagangan. Selama tensi masih memanas, rupiah pun akan bergejolak.
"Agak sulit ya [untuk kembali ke level di bawah Rp 14.000/US$]. Karena tekanan masih akan berlangsung," kata David saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Jumat (20/7/2018).
David memperkirakan, nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini akan tetap berada di atas Rp 14.000/US$. Jika situasi semakin memanas, bukan tidak mungkin Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan bunga acuan dalam waktu dekat.
"Perkiraan kami masih dua kali lagi, dengan tetap melihat kondisi global. Kalau BI ahead the curve, saya kira RDG bulan depan akan naik lagi, dan kedua di akhir tahun," katanya
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut, pergerakan nilai tukar pada tahun ini secara rata-rata akan tetap di level Rp 14.300/US$. Meskipun BI sudah habis-habisan melakukan langkah stabilisasi, namun harus diakui dinamika ekonomi global lebih berperan.
"Sekarang memang sudah undervalue sekali. Memang kita tidak bisa berbuat banyak karena sentimennya dari global meskipun BI sudah habis-habisan," jelasnya.
Sementara itu, UOB Indonesia pun sudah merevisi ke atas proyeksi nilai tukar pada tahun ini. Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidaja memperkirakan, nilai tukar rupiah bisa berada di level Rp 14.700 hingga akhir tahun.
"Kami revisi ke atas sampai Rp 14.700 hingga akhir tahun," jelas Enrico.
Bahkan, berdasarkan laporan UOB Indonesia, tekanan tersebut masih akan berlanjut hingga tahun depan. UOB indonesia memperkirakan, nilai tukar rupiah pada kuartal pertama 2019 di level Rp 14.800/US$, sementara pada kuarta II-2019 di level Rp 14.900/US$.
(dru) Next Article Rupiah Sulit Menuju Level 13.500. Jadi BI Harus Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular