Dolar AS Kehilangan Pijakan, Bursa Saham Asia Ditutup Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 July 2018 17:10
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Toru Hanai
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup menguat pada perdagangan hari ini: indeks Hang Seng naik 0,76%, indeks Kospi naik 0,3%, indeks Shanghai naik 2,04%, dan indeks Stait Times naik 0,62%.

Dolar AS yang kehilangan pijakan sukses membuat bursa saham Benua Kuning ditutup di zona hijau, pasca sebelumnya berada dalam tekanan. Sampai dengan sekitar penutupan perdagangan di wilayah Asia, indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya melemah sebesar 0,08%. Padahal, indeks dolar AS sempat menguat hingga 0,13%.

Penguatan yang sudah kelewat tinggi membuat investor melakukan ambil untung atas dolar AS. Terhitung semenjak 6 Juli 2018 sampai dengan penutupan perdagangan hari Kamis (19/7/2018), indeks dolar AS sudah menguat sebesar 1,19%.

Pada saat dolar AS kelewat kuat, ada kekhawatiran arus perdagangan internasional akan terganggu sehingga instrumen berisiko seperti saham menjadi tak menarik. Ketika dolar AS mulai kehilangan pijakannya, aksi beli lantas dilakukan oleh investor.

Sebelumnya, dolar AS menguat lantaran semakin mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali oleh the Federal Reserve pada tahun ini, pasca rilis data tenaga kerja AS yang positif.

Jumlah warga yang mengambil tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 14 Juli turun secara mengejutkan ke level terendahnya dalam lebih dari 48,5 tahun terakhir yakni sebesar 207.000 jiwa. Pencapaian tersebut juga jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 220.000 jiwa.

Kemudian, kritikan Presiden AS Donald Trump kepada the Fed juga menambah bahan bakar bagi dolar AS untuk menguat. Kemarin, Trump mengkritik The Fed yang terus-menerus menaikkan suku bunga acuan. Trump menilai kebijakan ini akan menghambat laju ekonomi Negeri Paman Sam.

"Kita membaik, dan setiap kali kita mambaik mereka ingin menaikkan bunga. Saya tidak senang dengan itu, tetapi pada saat yang sama saya juga mempersilakan mereka melakukan yang terbaik. Saya hanya tidak suka kita sudah bekerja keras di bidang ekonomi tetapi kemudian suku bunga naik," ungkap Trump dalam wawancara bersama CNBC International.

Sebagai informasi, bank sentral merupakan sebuah institusi yang independen. Kini, ada ketakutan bahwa the Fed justru akan semakin yakin untuk bergerak lebih agresif guna membuktikan independensinya. Ketika peluang untuk menaikkan suku bunga acuan nantinya adalah 50:50, the Fed ditakutkan akan cenderung untuk memilih menaikkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular