
Cadev Terkuras Rp 150,5 T untuk Intervensi Rupiah Selama 2018
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 July 2018 15:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan devisa (Cadev) terus terkuras karena menahan agar nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak terus terperosok. Secara year-to-date (YTD), nilai tukar rupiah sudah anjlok hingga 6,7% terhadap dolar AS.
Sejatinya, rupiah bisa jatuh lebih dalam dari yang kita lihat sekarang, jika Bank Indonesia (BI) tidak melakukan intervensi. Rupiah bukan tidak mungkin menyentuh level Rp 15.000/dolar AS kalau intervensi BI tidak dilakukan.
Sebelumnya, BI memang telah menyatakan kesiapannya dalam melakukan intervensi guna menjaga nilai tukar rupiah. Intervensi dari bank sentral sepanjang tahun ini lantas terlihat dari turunnya tingkat cadangan devisa. Sepanjang tahun ini (hingga akhir Juni), cadangan devisa Indonesia telah terkuras hingga US$ 10,4 miliar atau Rp 150,5 triliun.
Dalam siaran pers yang disampaikan dua pekan lalu, Jumat (6/7/2018), BI menjelaskan, Penurunan cadangan devisa pada Juni 2018 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif.
Intervensi terakhir yang dilakukan oleh bank sentral nampak dilakukan kemarin (20/7/2018). Pada perdagangan kemarin, rupiah sempat melemah signifikan hingga ke level Rp 14.540/dolar AS (-0,48% dibandingkan penutupan hari Kamis), sebelum akhirnya ditutup melemah tipis 0,03% di level Rp 14.475/dolar AS. Sulit rasanya untuk percaya bahwa rupiah bisa nyaris membalikkan keadaan tanpa adanya campur tangan BI.
Kedepannya, jika tekanan terhadap rupiah tak kunjung usai sehingga cadangan devisa Indonesia terus terkuras, persepsi investor mengenai Indonesia bisa memburuk lantaran dianggap rentan terhadap risiko-risiko yang ada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article CAD Masih Jadi Hantu Bagi Rupiah
Sejatinya, rupiah bisa jatuh lebih dalam dari yang kita lihat sekarang, jika Bank Indonesia (BI) tidak melakukan intervensi. Rupiah bukan tidak mungkin menyentuh level Rp 15.000/dolar AS kalau intervensi BI tidak dilakukan.
Sebelumnya, BI memang telah menyatakan kesiapannya dalam melakukan intervensi guna menjaga nilai tukar rupiah. Intervensi dari bank sentral sepanjang tahun ini lantas terlihat dari turunnya tingkat cadangan devisa. Sepanjang tahun ini (hingga akhir Juni), cadangan devisa Indonesia telah terkuras hingga US$ 10,4 miliar atau Rp 150,5 triliun.
Dalam siaran pers yang disampaikan dua pekan lalu, Jumat (6/7/2018), BI menjelaskan, Penurunan cadangan devisa pada Juni 2018 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Intervensi terakhir yang dilakukan oleh bank sentral nampak dilakukan kemarin (20/7/2018). Pada perdagangan kemarin, rupiah sempat melemah signifikan hingga ke level Rp 14.540/dolar AS (-0,48% dibandingkan penutupan hari Kamis), sebelum akhirnya ditutup melemah tipis 0,03% di level Rp 14.475/dolar AS. Sulit rasanya untuk percaya bahwa rupiah bisa nyaris membalikkan keadaan tanpa adanya campur tangan BI.
Kedepannya, jika tekanan terhadap rupiah tak kunjung usai sehingga cadangan devisa Indonesia terus terkuras, persepsi investor mengenai Indonesia bisa memburuk lantaran dianggap rentan terhadap risiko-risiko yang ada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article CAD Masih Jadi Hantu Bagi Rupiah
Most Popular