
Terungkap! Ini Penyebab Rupiah Keok ke Rp 14.800/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemarin, Selasa (18/8/2020), kembali masuk ke zona merah dan dihargai Rp 14.830/US$ di pasar spot. Dalam beberapa pekan terakhir, nilai tukar rupiah mendapat tekanan setelah sempat reli.
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan ada beberapa faktor yang membuat rupiah kembali melemah di penutupan pasar, padahal saat pembukaan perdagangan, rupiah menguat 0,14%.
"Karena ada kenaikan musiman permintaan dolar untuk repatriasi dan pembayaran utang luar negeri, dan tahun ini tidak terkecuali," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (19/8/2020).
Bahana mencatat, sejak awal bulan hingga Selasa (18/8/2020), Rupiah telah terdepresiasi 1,67% dan pada perdagangan kemarin mencapai Rp 14.845/ US$.
Ia melihat, yang mendorong pelemahan Rupiah secara berturut-turut selama bulan Agustus ini terutama disebabkan oleh faktor musiman. Hal ini terlihat dari likuiditas di pasar valas yang masih cukup.
"Sebagian besar tekanan didorong oleh faktor musiman bukan fundamental," kata dia.
Lanjutnya, untuk pekan lalu, pelemahan Rupiah disebabkan oleh peningkatan pembelian dolar di kalangan pengusaha untuk mengantisipasi kenaikan volume likuiditas karena libur panjang.
Kemudian, pada saat yang sama perbankan juga mengurangi penjualan Rupiahnya dan membiarkan DNDF jatuh tempo sehingga permintaan dolar di pasar spot meningkat.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nyali Jokowi Diacungi Jempol Investor, Rupiah Kuat Jadi Bukti