
Obligasi RI Paling 'Seksi' di ASEAN
Irvin Avriano, CNBC Indonesia
20 July 2018 17:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembalian investasi riil Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia masih menjadi yang paling menarik di kawasan ASEAN. Bila aliran modal asing masuk ke pasar SBN, maka akan membantu memperkuat nilai tukar rupiah
Data yang diolah Tim Riset CNBC Indonesia menunjukkan pengembalian investasi riil (real return) obligasi rupiah pemerintah masih menawarkan nominal terbesar dibandingkan dengan obligasi denominasi lokal dari lima negara ASEAN lain yaitu Malaysia, Laos, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Tiga negara yaitu Brunei Darussalam, Myanmar, dan Kamboja tidak memiliki obligasi beredar atau pergerakannya tidak signifikan sehingga pasarnya tidak terpantau secara umum.
Real return SBN tenor 10 tahun mencapai 4,64%, dengan mengacu pada data tingkat imbal hasil (yield) dari obligasi acuan siang ini. Angka itu merupakan selisih antara yield obligasi acuan dengan laju inflasi.
Angka itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan real return obligasi tenor 10 tahun Malaysia yang sebesar 3,31%, Laos 3,02%, Singapura 2,05%, Thailand 1,29%, Filipina 1,15%, dan Vietnam 0,19%.
"Saat ini memang banyak sekuritas dan bank asing yang sudah menyarankan investornya masuk ke pasar SBN karena yield obligasi pemerintah (Indonesia) sudah tinggi. Namun sampai saat ini aksi beli itu belum terlalu terlihat," kata Ramdhan Ario Maruto, Kepala Divisi Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia, pekan ini.
Posisi yield SBN yang tinggi, lanjutnya, sudah menarik bagi investor global terlebih sudah di atas yield negara lain sekawasan. Meskipun demikian, saat ini pelaku pasar obligasi dunia masih menyimpan amunisinya mengingat kondisi globalmasih belum cukup kondusif, terutama dari sentimen negatif yang muncul akibat penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).
Real return SBN tenor 10 tahun mencapai 4,64%, dengan mengacu pada data tingkat imbal hasil (yield) dari obligasi acuan siang ini. Angka itu merupakan selisih antara yield obligasi acuan dengan laju inflasi.
![]() |
"Saat ini memang banyak sekuritas dan bank asing yang sudah menyarankan investornya masuk ke pasar SBN karena yield obligasi pemerintah (Indonesia) sudah tinggi. Namun sampai saat ini aksi beli itu belum terlalu terlihat," kata Ramdhan Ario Maruto, Kepala Divisi Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia, pekan ini.
Posisi yield SBN yang tinggi, lanjutnya, sudah menarik bagi investor global terlebih sudah di atas yield negara lain sekawasan. Meskipun demikian, saat ini pelaku pasar obligasi dunia masih menyimpan amunisinya mengingat kondisi globalmasih belum cukup kondusif, terutama dari sentimen negatif yang muncul akibat penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).
Next Page
Tergantung Dolar AS
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular