Ini Proyeksi BI Soal Nilai Rupiah Sepanjang 2018

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 July 2018 15:45
BI memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara rata-rata bergerak di kisaran Rp 13.700/US$ - Rp 14.000/US$
Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara rata-rata bergerak di kisaran Rp 13.700/US$ - Rp 14.000/US$, atau jauh lebih kuat dibandingkan kondisinya saat ini.

Hal tersebut dikemukakan Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan agenda pembahasan laporan realisasi semester I-2018 pelaksanaan APBN.

"Berdasarkan rata-rata nilai tukar saat ini, kami perkirakan nilai tukar rata-rata 2018 di kisaran Rp 13.700/US$ - Rp 14.000/US$," kata Mirza di gedung parlemen, Selasa (17/7/2018).

Seperti diketahui, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar As pada pukul 15:00 WIB di pasar spot berada di level Rp 14.370/US$. Angka ini, tidak jauh berbeda dengan penutupan perdagagan hari sebelumnya.




BI memandang, pelemahan nilai tukar tak lepas dari perkembangan ekonomi global. Sejumlah mata uang negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia, pun terkena imbas ketidakpastian perekonomian global.

Namun, BI merasa pergerakan rupiah akhir-akhir ini sudah cukup stabil, sebagai respons kebijakan pre emptive, front loading, dan ahead the curve yang ditempuh bank sentral dengan menaikkan bunga acuan sebesar 100 basis poin.





"Rupiah mendapatkan tekanan sejak Februari yang dipicu dari penguatan dolar AS dalam skala global. Nilai tukar sudah relatif stabil," katanya.

BI menegaskan, arah kebijakan BI ke depan akan tetap menjaga stabilitas, yaitu menjaga pergerakan nilai tukar rupiah dengan menempuh berbagai langkah-langkah kebijakan. Setidaknya, ada empat kebijakan yang akan dilakukan.

"Pertama adalah respons melalui suku bunga, kemudian intervensi ganda, kebijakan moneter yang diarahkan ke pasar uang, dan komunikasi yang intensif pada pelaku pasar untuk membentuk ekspektasi sehingga bisa memitigasi," tegasnya.






(dru) Next Article Gubernur BI Jelaskan Kenapa Rupiah Bisa 'Hajar' Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular