
Ulasan Teknikal
Sempat Terbantu Rilis Surplus Dagang, IHSG Berakhir Negatif
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
16 July 2018 19:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah 0,04% ke 5.941 pada sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awet bercokol di teritori negatif hingga menyentuh titik terendahnya hari ini pada siang (11:25 WIB) sebelum berakhir melemah 38 poin (-0,65%) ke 5.905 pada penutupan sore.
IHSG bergerak menguat pada pukul 11:30 didorong rilis neraca perdagangan Juni yang surplus US$ 1,74 miliar. Data itu juga mendorong rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dari level terendah hari ini (Rp 14.415)-sebelum berbalik menguat 0,03% dan ditutup ke Rp 14.370 pukul 16:00.
Pada sesi I, IHSG ditutup melemah pada level 5.886 (-0,97%), atau turun 57 poin, dipicu koreksi sektor konsumsi dan keuangan. Penurunan ini secara teknikal membentuk pola bayangan koreksi (bearish engulfing) yang menunjukkan IHSG cenderung tertekan karena dominasi aksi jual di bursa.
Memasuki sesi II, IHSG terus tertekan hingga mencapai level terendahnya pada 5.847 (-1,63%) pada pukul 15:22.
Sebagian pelaku pasar terlihat berusaha memanfaatkan koreksi itu untuk mengoleksi saham-saham yang harganya dinilai terlalu murah akibat aksi jual pada sesi pertama, sehingga IHSG sempat bergerak naik hingga mencapai level tertingginya di sesi II pada level 5.863.
Namun, koreksi yang menimpa saham-saham sektor konsumer dan infrastruktur membuat IHSG berbalik arah. Kedua indeks sektoral itu menyumbang pelemahan masing-masing sebanyak 14 dan 9 hingga IHSG sempat terlempar ke 5.847 (pukul 15:44).
Asing Berbalik Masuk
Namun, kekuatan beli kembali merangsek, kali ini dipimpin oleh investor asing, sehingga IHSG mengurangi laju pelemahannya. Asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) pada sesi 2 sebesar Rp 62 miliar atau berbalik dari posisi sesi 1 yang mencatat penjualan bersih (net sell) Rp 90 miliar.
Tak ayal, IHSG hanya melemah 0,65% (38 poin) ke level 5.905. Nilai perdagangan mencapai Rp 5,5 triliun atau menurun signifikan dibandingkan nilai perdagangan sehari sebelumnya sebesar Rp 7,3 triliun.
Pada sesi dua, terjadi perubahan dari pola grafik bearish engulfing yang terbentuk di sesi satu menjadi pola penjepit atas (tweezer top) Ini merupakan sinyal pembalikan arah (reversal) dari naik menjadi turun meski bersifat sedang.
Mengacu pada indikator moving average (MA), IHSG masih berada di atas rerata 10 dan 20 harinya (MA 10 dan MA 20). Namun, penurunan hari ini membuat IHSG kembali menembus rerata pergerakan 5 hari (MA-5).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Usai Menghijau, IHSG Cenderung Variatif di Rentang Sempit
IHSG bergerak menguat pada pukul 11:30 didorong rilis neraca perdagangan Juni yang surplus US$ 1,74 miliar. Data itu juga mendorong rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dari level terendah hari ini (Rp 14.415)-sebelum berbalik menguat 0,03% dan ditutup ke Rp 14.370 pukul 16:00.
Pada sesi I, IHSG ditutup melemah pada level 5.886 (-0,97%), atau turun 57 poin, dipicu koreksi sektor konsumsi dan keuangan. Penurunan ini secara teknikal membentuk pola bayangan koreksi (bearish engulfing) yang menunjukkan IHSG cenderung tertekan karena dominasi aksi jual di bursa.
Sebagian pelaku pasar terlihat berusaha memanfaatkan koreksi itu untuk mengoleksi saham-saham yang harganya dinilai terlalu murah akibat aksi jual pada sesi pertama, sehingga IHSG sempat bergerak naik hingga mencapai level tertingginya di sesi II pada level 5.863.
Namun, koreksi yang menimpa saham-saham sektor konsumer dan infrastruktur membuat IHSG berbalik arah. Kedua indeks sektoral itu menyumbang pelemahan masing-masing sebanyak 14 dan 9 hingga IHSG sempat terlempar ke 5.847 (pukul 15:44).
Asing Berbalik Masuk
Namun, kekuatan beli kembali merangsek, kali ini dipimpin oleh investor asing, sehingga IHSG mengurangi laju pelemahannya. Asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) pada sesi 2 sebesar Rp 62 miliar atau berbalik dari posisi sesi 1 yang mencatat penjualan bersih (net sell) Rp 90 miliar.
Tak ayal, IHSG hanya melemah 0,65% (38 poin) ke level 5.905. Nilai perdagangan mencapai Rp 5,5 triliun atau menurun signifikan dibandingkan nilai perdagangan sehari sebelumnya sebesar Rp 7,3 triliun.
![]() |
Mengacu pada indikator moving average (MA), IHSG masih berada di atas rerata 10 dan 20 harinya (MA 10 dan MA 20). Namun, penurunan hari ini membuat IHSG kembali menembus rerata pergerakan 5 hari (MA-5).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Usai Menghijau, IHSG Cenderung Variatif di Rentang Sempit
Most Popular