Ulasan Teknikal

Pekan Depan IHSG Masih Dalam Tekanan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
22 July 2018 19:56
IHSG berpeluang bergerak di teritori negatif sepanjang pekan depan.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penghujung minggu ini ditutup naik ke 5.872, atau menguat 1 poin (0,025) dengan nilai perdagangan Rp 5,8 triliun. Sektor konsumer dan infrastruktur menjadi pendorong dengan sumbangan masing-masing 8 poin.

Setelah sepekan sebelumnya mengalami kenaikan cukup signifikan yakni sebesar 4,38%, minggu ini IHSG ditutup minus 1,19% secara akumulatif selema sepekan dengan bergerak di rentang 5.840 hingga 5.956.

Beberapa peristiwa cukup penting yang mempengaruhi IHSG minggu ini di antaranya adalah:
  • Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data perdagangan Juni 2018. Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (16/7/2018) mengungkapkan nilai ekspor mencapai US$ 13 miliar sedangkan nilai impor sebesar US$ 11,26 miliar.
  • Setelah beberapa hari membukukan pembelian bersih (net buy), investor asing pada Selasa melakukan penjualan bersih (net sell) Rp 417 miliar.
  • Jepang dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan dagang yang akan mengeleminasi hampir seluruh tarif. Sekitar 99% tarif yang sebelumnya dikenakan Uni Eropa terhadap produk-produk impor asal Jepang akan dihilangkan. Sementara bagi Uni Eropa, 94% tarif dari Jepang akan dihilangkan, sebelum nantinya naik menjadi 99% pada tahun-tahun mendatang. 
  • Kritikan Presiden AS Donald Trump kepada the Fed juga menambah bahan bakar bagi dolar AS untuk menguat. Kemarin, Trump mengritik The Fed yang terus-menerus menaikkan suku bunga acuan dan menghambat laju ekonomi Negeri Paman Sam.
Sempat bercokol di zona hijau sepanjang hari, IHSG meluncur ke teritori negatif pasca BI mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Juli. Dalam pertemuannya bulan ini, tingkat suku bunga acuan ditahan di level 5,25%.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada Jumat, US$1 di penutupan pasar spot dihargai Rp 14.475 atau melemah 0,03%. Pada minggu ini rupiah mencapai level terlemahnya yakni sebesar Rp 14.540/US$.

Tim Research CNBC menyusun prediksi pergerakan IHSG selama sepekan dengan hasil sebagai berikut: 
Pekan Depan IHSG Masih Dalam TekananSumber: Reuters
Berdasarkan grafik mingguan IHSG membentuk pola bearish harami atau sinyal penurunan meski lemah.Jika dilihat dari awal tahun, IHSG bergerak menurun (downtrend), tetapi cenderung melandai pada Mei.

Sejak itu, IHSG bergerak menyamping (sideways) dengan level penghalang (resistance) pada 6.100 dan level penopang (support) di posisi 5.740.

Mengacu pada indikator rerata pergerakan hari (moving average/MAposisi IHSG secara mingguan masih di bawah garis rerata 20 hari dan 50 hari perdagangan (MA-20 dan MA-50). Artinya, secara jangka menengah IHSG masih dalam tekanan.

Berdasarkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) pada posisi persilangan mati (dead cross) atau cenderung melemah, meskipun indikator stochastic slow pada area netral.

Kami menyimpulkan IHSG pada pekan mendatang masih dalam kondisi tertekan berdasarkan indikator teknikal di atas dan beberapa sentimen global seperti perang dagang dan pelemahan rupiah yang masih akan membayangi pelaku pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Penguatan IHSG Sulit Berlanjut, Cermati Sentimen Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular