
Lakukan Restrukturisasi, Beban Utang ELTY Turun Tajam 68%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
12 July 2018 07:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Di sepanjang 2017, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mencatatkan penurunan signifikan total utang mengandung bunga perseroan sebesar 68% menjadi Rp 1,8 triliun.
Penurunan beban utang tersebut menyusul kesepakatan restrukturisasi utang terbesar perseroan, yaitu obligasi equity link sebesar Rp 3,9 triliun dengan para kreditur.
"Sebagai skema restrukturisasi, perseroan juga berhasil melakukan penerbitan waran yang ke depannya perseroan berpotensi mendapatkan dana sebesar Rp 2,5 triliun melalui pelaksanaan waran menjadi saham-saham ELTY," ujar pihak manajeman ELTY dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (11/7/18).
Sementara itu, perseroan juga masih terus melakukan negosiasi dengan salah satu kreditur terbesarnya, yaitu PT Geolink Indonesia, untuk dapat melunasi utang perseroan dengan perusahaan manajemen investasi tersebut.
Nilai pinjaman yang telah diterima perseroan dari PT Geolink Indonesia sebesar Rp 100 miliar dari total nilai pagu pinjaman Rp 500 miliar. Rencananya utang akan dilunasi dengan cara konversi utang menjadi saham.
Hingga saat ini, perseroan masih menunggu persetujuan para pemegang saham untuk melakukan penggabungan saham (reverse stock) sebagai tahap awal memuluskan restrukturisasi utang-nya dengan PT Geolink Indonesia.
"Kami masih negosiasi dengan Geolink mungkin akan ada opsi-opsi lain karena kami punya aset. Hingga saat ini kami memiliki banyak land bank yang bisa dijaminkan. Jadi, negosiasi masih terus berjalan dengan berbagai kemungkinan," ujar Direktur Keuangan ELTY Buce Yeef.
Sementara itu, perseroan juga sedang memulai pengembangan proyek yang sudah berjalan di atas aset tanahnya dengan melakukan pengembangan proyek-proyek baru.
Proyek tersebut di antaranya proyek township baru Nirwana Hills di atas tanah seluas 364 hektar di Bogor dan proyek Kahuripan Nirwana Sidoarjo tahap dua dengan luas 72 hektar yang merupakan proyek cluster perumahan dan area komersial.
"Kami juga akan melakukan re-development wisma bakrie 1 yaitu Bakrie Tower 2. Nantinya akan dikembangkan menjadi gedung perkantoran modern Grade B yang akan terhubung dengan transportasi massal Transjakarta dan Light Rail Transit," ujar Direktur Utama ELTY Ambono Janurianto.
Seluruh pendanaan dari pengembangan proyek utilisasi proyek tersebut berasal dari dana perseroan.
Sebelumnya, perseroan menargetkan pendapatan penghasilan usaha pada tahun ini tumbuh 18% menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 1,23 triliun.
Pertumbuhan pendapatan tersebut didorong oleh pengembangan lanjutan proyek properti Kahuripan Nirwana Sidoarjo sektor dua di atas tanah seluas 219 hektar. Saat ini properti di sektor satu sudah didirikan dan dilakukan penjualan di atas lahan sebesar 83 hektar dari total land bank 600 hektar.
Sebelumnya perseroan mencatatkan laba bersih Rp 3,11 triliun pada kuartal I-2018. Padahal pada kuartal I-2017, ELTY masih merugi Rp 5,12 miliar. Lonjakan kinerja keuangan pada kuartal I-2018 dikarenakan perusahaan mencatatkan keuntungan penyelesaian utang obligasi bersih sebesar Rp 3,03 triliun.
(prm) Next Article ELTY Garap Hunian Vertikal dengan Konsep TOD untuk PNS DKI
Penurunan beban utang tersebut menyusul kesepakatan restrukturisasi utang terbesar perseroan, yaitu obligasi equity link sebesar Rp 3,9 triliun dengan para kreditur.
"Sebagai skema restrukturisasi, perseroan juga berhasil melakukan penerbitan waran yang ke depannya perseroan berpotensi mendapatkan dana sebesar Rp 2,5 triliun melalui pelaksanaan waran menjadi saham-saham ELTY," ujar pihak manajeman ELTY dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (11/7/18).
Nilai pinjaman yang telah diterima perseroan dari PT Geolink Indonesia sebesar Rp 100 miliar dari total nilai pagu pinjaman Rp 500 miliar. Rencananya utang akan dilunasi dengan cara konversi utang menjadi saham.
Hingga saat ini, perseroan masih menunggu persetujuan para pemegang saham untuk melakukan penggabungan saham (reverse stock) sebagai tahap awal memuluskan restrukturisasi utang-nya dengan PT Geolink Indonesia.
"Kami masih negosiasi dengan Geolink mungkin akan ada opsi-opsi lain karena kami punya aset. Hingga saat ini kami memiliki banyak land bank yang bisa dijaminkan. Jadi, negosiasi masih terus berjalan dengan berbagai kemungkinan," ujar Direktur Keuangan ELTY Buce Yeef.
Sementara itu, perseroan juga sedang memulai pengembangan proyek yang sudah berjalan di atas aset tanahnya dengan melakukan pengembangan proyek-proyek baru.
Proyek tersebut di antaranya proyek township baru Nirwana Hills di atas tanah seluas 364 hektar di Bogor dan proyek Kahuripan Nirwana Sidoarjo tahap dua dengan luas 72 hektar yang merupakan proyek cluster perumahan dan area komersial.
"Kami juga akan melakukan re-development wisma bakrie 1 yaitu Bakrie Tower 2. Nantinya akan dikembangkan menjadi gedung perkantoran modern Grade B yang akan terhubung dengan transportasi massal Transjakarta dan Light Rail Transit," ujar Direktur Utama ELTY Ambono Janurianto.
Seluruh pendanaan dari pengembangan proyek utilisasi proyek tersebut berasal dari dana perseroan.
Sebelumnya, perseroan menargetkan pendapatan penghasilan usaha pada tahun ini tumbuh 18% menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 1,23 triliun.
Pertumbuhan pendapatan tersebut didorong oleh pengembangan lanjutan proyek properti Kahuripan Nirwana Sidoarjo sektor dua di atas tanah seluas 219 hektar. Saat ini properti di sektor satu sudah didirikan dan dilakukan penjualan di atas lahan sebesar 83 hektar dari total land bank 600 hektar.
Sebelumnya perseroan mencatatkan laba bersih Rp 3,11 triliun pada kuartal I-2018. Padahal pada kuartal I-2017, ELTY masih merugi Rp 5,12 miliar. Lonjakan kinerja keuangan pada kuartal I-2018 dikarenakan perusahaan mencatatkan keuntungan penyelesaian utang obligasi bersih sebesar Rp 3,03 triliun.
(prm) Next Article ELTY Garap Hunian Vertikal dengan Konsep TOD untuk PNS DKI
Most Popular