Sepekan, Pasar Obligasi Negara Terangkat Rupiah

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
09 July 2018 12:59
Jarak dengan Obligasi AS Melebar
Foto: REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Secara global, karena adanya penguatan harga sejak pertengahan Mei, yield acuan investor obligasi global yaitu surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun turun menjadi 2,86% siang ini. Posisi itu sudah turun dalam jumlah besar yaitu 25 bps dari posisi tertinggi 3,11% pada 17 Mei. 

Penurunan yield US Treasury itu membuat selisih yield-nya (spread) dengan obligasi rupiah pemerintah Indonesia melebar. Spread yang melebar, ditambah faktor turunnya yield US Treasury, membuat investor global menilai perlu menyeimbangkan (rebalancing) portofolionya dalam jangka pendek. 

Rebalancing tersebut membuat investasi di pasar SBN rupiah menjadi sedikit lebih menarik dibandingkan dengan sebelumnya. Dalam jangka pendek, saat ini pasar obligasi dan pasar investasi global masih positif setelah rilis data ketenagakerjaan AS akhir pekan lalu. 

Per akhir Juni, angka pengangguran AS tercatat 4%. Lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya dan konsensus pasar yaitu 3,8%. Ini memunculkan spekulasi terhadap kondisi perekonomian AS yang belum sebaik perkiraan.

Rilis data itu kemudian direspons positif oleh pelaku pasar global terutama Asia, sehingga mayoritas nilai tukar negara Asia menguat terhadap dolar AS. Meskipun pasar surat utang domestik positif dalam jangka pendek, aksi beli di pasar tersebut belum mencerminkan optimisme investor global terhadap sisi makroekonomi global dan domestik untuk jangka menengah dan panjang.

Ekonomi global masih terbebani prospek penaikan suku bunga The Federal Reserve/The Fed yang lebih besar daripada prediksi awal, serta Perang Dagang yang memanas sebulan terakhir. 

Dari sisi suplai, besok akan ada penambahan jumlah obligasi pemerintah beredar melalui lelang rutin. Lelang akan dilakukan untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/sukuk negara) dengan target indikatif Rp 4 triliun. Sentimen positif dari pelemahan dolar AS diharapkan besok masih akan tetap terjadi dan membuat rupiah masih menguat besok.

Positifnya rupiah diharapkan dapat menarik minat investor asing lebih besar dibandingkan dengan lelang sukuk negara terakhir. Selain itu, posisi tawar pemerintah akan lebih tinggi dalam lelang besok karena faktor rupiah tadi. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular