
Impor Terkendali, BI Ramal Neraca Dagang Juni 2018 Surplus
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 July 2018 10:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan neraca perdagangan Juni 2018 akan mencetak surplus, setelah dalam 5 bulan terakhir tercatat mengalami defisit sebanyak 4 kali.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/7/2018).
Surplus tersebut, sambung Nanang, diperkirakan karena adanya penurunan impor, yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan yang cukup signifikkan.
"Berdasarkan tracking BI, impor bulan Juni kenurun signifikkan sehingga trade balance Juni 2018 diperkirakan mengalami surplus," kata Nanang.
Seperti diketahui, 4 kali defisit neraca perdagangan dalam 5 bulan pertama tahun ini merupakan yang pertama kali dialami Indonesia dalam kurum waktu 5 tahun terakhir.
Terakhir kali Indonesia mengalami defisit sebanyak 4 kali, terjadi pada 2013 lalu, di mana Indonesia hanya mengalami 1 kali surplus dalam 6 bulan pertama tahun berjalan.
Hal ini pada akhirnya memberikan pengaruh pada transaksi berjalan. Pada kuartal I-2018, defisit transaksi berjalan tercatat di level 2,1% dari produk domestik bruto (PDB).
Pada kuartal II-2018, bank sentral pun memproyeksikan defisit transaksi berjalan kembali melebar di atas 2,5% dari PDB, seiring dengan akselerasi perekonomian.
Badan Pusat Statistik (BPS) pun dijadwalkan merilis data ekspor impor pada pertengahan bulan Juli 2018.
(dru) Next Article Waspadai Ketidakpastian, Bunga Acuan BI 7-Day RR Tetap di 4%
Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/7/2018).
Surplus tersebut, sambung Nanang, diperkirakan karena adanya penurunan impor, yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan yang cukup signifikkan.
Seperti diketahui, 4 kali defisit neraca perdagangan dalam 5 bulan pertama tahun ini merupakan yang pertama kali dialami Indonesia dalam kurum waktu 5 tahun terakhir.
Terakhir kali Indonesia mengalami defisit sebanyak 4 kali, terjadi pada 2013 lalu, di mana Indonesia hanya mengalami 1 kali surplus dalam 6 bulan pertama tahun berjalan.
Hal ini pada akhirnya memberikan pengaruh pada transaksi berjalan. Pada kuartal I-2018, defisit transaksi berjalan tercatat di level 2,1% dari produk domestik bruto (PDB).
Pada kuartal II-2018, bank sentral pun memproyeksikan defisit transaksi berjalan kembali melebar di atas 2,5% dari PDB, seiring dengan akselerasi perekonomian.
Badan Pusat Statistik (BPS) pun dijadwalkan merilis data ekspor impor pada pertengahan bulan Juli 2018.
(dru) Next Article Waspadai Ketidakpastian, Bunga Acuan BI 7-Day RR Tetap di 4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular