
Ulasan Teknikal
Masih Tertekan, Reli IHSG Bertumpu Pada Technical Rebound
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 July 2018 08:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum menunjukan keperkasaannya dengan ditutup kembali ke zona koreksi di dua hari pertama bulan ini. Pada perdagangan hari ini, harapan penguatan IHSG hanya bertumpu pada peluang kenaikan teknikal.
Dari sisi fundamental, sentimen negatif masih menggelayuti keputusan investasi para trader baik dari luar negeri, seperti peluang membaiknya inflasi Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga acuan mereka, serta dari dalam negeri berupa tekanan mata uang dan defisit transaksi berjalan.
Depresiasi rupiah menjadi salah satu penyebab gejolak IHSG kemarin di mana sektor keuangan sebagai sektor berkapitalisasi paling besar di PT Bursa Efek Indonesia terkoreksi sebesar 2%. Adapun investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 534 miliar.
Sentimen lainnya adalah pengumuman Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/ CAD) untuk periode kuartal kedua tahun ini akan berada di atas 2,5% atau lebih tinggi dari CAD kuartal sebelumnya pada angka 2,15% dari produk domestik bruto (PDB).
Berikut proyeksi pergerakan IHSG hari ini.
Secara teknikal, IHSG kemarin ditutup dengan membentuk pola lilin hitam panjang (long black candle) yang menggambarkan bahwa pada seller lebih perkasa dibandingkan buyer.
Dilihat dari indikatornya, IHSG hari ini masih bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas. Berdasarkan indikator moving average (MA), IHSG masih berada pada garis rerata bergeraknya selama lima hari (MA 5) dan rerata bergerak selama 10 hari (MA 10).
Meski masih tertekan, indikator stochastic slow menunjukkan IHSG sudah memasuki area jenuh jualnya (oversold) sehingga berpotensi mengalami pembalikan ke atas secara teknikal (technical rebound).
Sentimen negatif masih menerpa dari bursa global, di mana tiga indeks utama Wall Street terpeleset ke jalur merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,54%, S&P 500 berkurang 0,49%, dan Nasdaq terpangkas 1,17%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Usai Menghijau, IHSG Cenderung Variatif di Rentang Sempit
Dari sisi fundamental, sentimen negatif masih menggelayuti keputusan investasi para trader baik dari luar negeri, seperti peluang membaiknya inflasi Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga acuan mereka, serta dari dalam negeri berupa tekanan mata uang dan defisit transaksi berjalan.
Depresiasi rupiah menjadi salah satu penyebab gejolak IHSG kemarin di mana sektor keuangan sebagai sektor berkapitalisasi paling besar di PT Bursa Efek Indonesia terkoreksi sebesar 2%. Adapun investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 534 miliar.
Berikut proyeksi pergerakan IHSG hari ini.
![]() |
Dilihat dari indikatornya, IHSG hari ini masih bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas. Berdasarkan indikator moving average (MA), IHSG masih berada pada garis rerata bergeraknya selama lima hari (MA 5) dan rerata bergerak selama 10 hari (MA 10).
Meski masih tertekan, indikator stochastic slow menunjukkan IHSG sudah memasuki area jenuh jualnya (oversold) sehingga berpotensi mengalami pembalikan ke atas secara teknikal (technical rebound).
Sentimen negatif masih menerpa dari bursa global, di mana tiga indeks utama Wall Street terpeleset ke jalur merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,54%, S&P 500 berkurang 0,49%, dan Nasdaq terpangkas 1,17%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Usai Menghijau, IHSG Cenderung Variatif di Rentang Sempit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular