
Internasional
IPO di Bursa Hong Kong, Xiaomi Bisa Raup Dana Rp 67,7T
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
29 June 2018 16:20

Hong Kong, CNBC Indonesia - Produsen smartphone asal China, Xiaomi Corp mengincar target indikatif bawah pada penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di bursa Hong Kong. Prediksinya, Xiaomi akan raup dana US$4,72 miliar atau setara Rp 67,7 triliun.
Hal ini merupakan pernyataan beberapa sumber yang mengetahui transaksi tersebut seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/6/2018). Perolehan dana ini masih akan menjadi yang terbesar dalam empat tahun terakhir.
Xiaomi melakukan IPO dengan memasang harga HK$17 (Rp 31.000) per saham. Sebelumnya, Xiaomi mematok harga IPO dikisaran HK$17 sampai HK$22, kata para narasumber. Perusahaan itu menjual sekitar 2,18 miliar lembar saham, kata salah satu sumber, membuat IPO itu menjadi yang terbesar di sektor teknologi sejak Alibaba Group Holding Ltd memperoleh US$25 miliar saat melantai di New York tahun 2014.
Xiaomi menolak berkomentar tentang harga IPO. Para narasumber juga menolak untuk disebutkan namanya karena informasi tersebut masih belum terbuka untuk publik.
Penetapan harga itu muncul di saat kondisi sedang riskan. Indeks Hang Seng turun sudah turun 6,5% dalam bulan ini di tengah kembali memanasnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
Penjualan saham ini secara luas dipandang sebagai penguji sentimen pasar untuk aliran deras IPO pada semester kedua tahun 2018 di Hong Kong, termasuk penawaran dari China Tower yang merupakan operator tiang seluler terbesar di dunia dan Meituan Dianping, sebuah platform layanan pengiriman makanan sampai penjualan tiket online yang besar.
Beberapa kandidat IPO China yang bersiap untuk melantai di Hong Kong dan New York bisa saja berhadapan dengan para investor yang waspada jika ketegangan antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia masih terjadi. Hal itu berpotensi menurunkan jumlah modal yang dikumpulkan setelah merasakan gemilangnya semester pertama.
China Tower sudah memperoleh persetujuan di Hong Kong untuk sebuah IPO yang bisa menggalang modal hingga US$10 miliar. Meskipun begitu, waktu pencatatannya akan tergantung pada seberapa bagus hasil yang diperoleh Xiaomi, kata para narasumber kepada Reuters.
IPO Xiaomi menambahkan pencatatan baru senilai US$6 miliar yang sejauh ini terjadi selama tahun 2018 di Hong Kong dan direncanakan menjadi IPO pertama dengan peraturan bursa terbaru yang mengizinkan saham kelas ganda yang umum di industri teknologi dalam usaha untuk menarik lebih banyak perusahaan teknologi.
Perusahaan memperoleh US$548 juta dari tujuh investor pelopor untuk penjualan sahamnya, termasuk produsen chip asal AS Qualcomm Inc dan penyedia layanan telekomunikasi China Mobile Ltd.
Meningkat di tahun 2010, Xiaomi melipatgandakan pengiriman smartphone di tahun 2017 untuk menjadi produsen terbesar keempat di dunia, menurut Counterpoint Research, melawan penurunan penjualan global.
Perusahaan itu juga membuat puluhan peralatan rumah tangga dan gawai yang tersambung ke internet, termasuk skuter, pembersih udara serta penanak nasi.
Xiaomi diprediksi meraup hingga US$10 miliar, terbagi antara Hong Kong dan China daratan, tetapi pekan lalu menunda IPO di China sampai selesai melakukan pencatatan di Hong Kong.
Keputusan itu sebagian besar disebabkan oleh cekcok antara Xiaomi dan regulator China tentang nilai penerimaan deposit China (China depositary receipts/CDRs) dari perusahaan ini, kata narasumber yang mengetahui hal ini ke Reuters.
Pekan lalu, Xiaomi mengatakan tidak ada perselisihan semacam itu. Namun, perusahaan juga mengatakan tidak ada kerangka waktu untuk penerbitan CDR, menimbulkan keraguan tentang upaya pemerintah untuk menarik kembali raksasa-raksasa China yang tercatatat di bursa saham asing.
Xiaomi yang berbasis di Beijing dan berdomisili di Cayman dijadwalkan untuk mulai berdagang di Hong Kong pada tanggal 9 Juli.
(roy) Next Article Xiaomi Tunda Dual Listing di China, Dahulukan Hong Kong
Hal ini merupakan pernyataan beberapa sumber yang mengetahui transaksi tersebut seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/6/2018). Perolehan dana ini masih akan menjadi yang terbesar dalam empat tahun terakhir.
Xiaomi melakukan IPO dengan memasang harga HK$17 (Rp 31.000) per saham. Sebelumnya, Xiaomi mematok harga IPO dikisaran HK$17 sampai HK$22, kata para narasumber. Perusahaan itu menjual sekitar 2,18 miliar lembar saham, kata salah satu sumber, membuat IPO itu menjadi yang terbesar di sektor teknologi sejak Alibaba Group Holding Ltd memperoleh US$25 miliar saat melantai di New York tahun 2014.
Penjualan saham ini secara luas dipandang sebagai penguji sentimen pasar untuk aliran deras IPO pada semester kedua tahun 2018 di Hong Kong, termasuk penawaran dari China Tower yang merupakan operator tiang seluler terbesar di dunia dan Meituan Dianping, sebuah platform layanan pengiriman makanan sampai penjualan tiket online yang besar.
Beberapa kandidat IPO China yang bersiap untuk melantai di Hong Kong dan New York bisa saja berhadapan dengan para investor yang waspada jika ketegangan antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia masih terjadi. Hal itu berpotensi menurunkan jumlah modal yang dikumpulkan setelah merasakan gemilangnya semester pertama.
China Tower sudah memperoleh persetujuan di Hong Kong untuk sebuah IPO yang bisa menggalang modal hingga US$10 miliar. Meskipun begitu, waktu pencatatannya akan tergantung pada seberapa bagus hasil yang diperoleh Xiaomi, kata para narasumber kepada Reuters.
IPO Xiaomi menambahkan pencatatan baru senilai US$6 miliar yang sejauh ini terjadi selama tahun 2018 di Hong Kong dan direncanakan menjadi IPO pertama dengan peraturan bursa terbaru yang mengizinkan saham kelas ganda yang umum di industri teknologi dalam usaha untuk menarik lebih banyak perusahaan teknologi.
Perusahaan memperoleh US$548 juta dari tujuh investor pelopor untuk penjualan sahamnya, termasuk produsen chip asal AS Qualcomm Inc dan penyedia layanan telekomunikasi China Mobile Ltd.
Meningkat di tahun 2010, Xiaomi melipatgandakan pengiriman smartphone di tahun 2017 untuk menjadi produsen terbesar keempat di dunia, menurut Counterpoint Research, melawan penurunan penjualan global.
Perusahaan itu juga membuat puluhan peralatan rumah tangga dan gawai yang tersambung ke internet, termasuk skuter, pembersih udara serta penanak nasi.
Xiaomi diprediksi meraup hingga US$10 miliar, terbagi antara Hong Kong dan China daratan, tetapi pekan lalu menunda IPO di China sampai selesai melakukan pencatatan di Hong Kong.
Keputusan itu sebagian besar disebabkan oleh cekcok antara Xiaomi dan regulator China tentang nilai penerimaan deposit China (China depositary receipts/CDRs) dari perusahaan ini, kata narasumber yang mengetahui hal ini ke Reuters.
Pekan lalu, Xiaomi mengatakan tidak ada perselisihan semacam itu. Namun, perusahaan juga mengatakan tidak ada kerangka waktu untuk penerbitan CDR, menimbulkan keraguan tentang upaya pemerintah untuk menarik kembali raksasa-raksasa China yang tercatatat di bursa saham asing.
Xiaomi yang berbasis di Beijing dan berdomisili di Cayman dijadwalkan untuk mulai berdagang di Hong Kong pada tanggal 9 Juli.
(roy) Next Article Xiaomi Tunda Dual Listing di China, Dahulukan Hong Kong
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular