Reli Dolar AS Berlanjut, Harga Emas Anjlok 4 Hari Beruntun

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
28 June 2018 14:13
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak melemah 0,36% ke US$1.251,6/troy ounce, hingga pukul 13.12 WIB hari ini.
Foto: Dok ANTAM
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak melemah 0,36% ke US$1.251,6/troy ounce, hingga pukul 13.45 WIB hari ini. Pergerakan harga sang logam mulia masih tertekan oleh menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) seiring adanya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif pada tahun ini.

Dengan pergerakan tersebut, harga emas telah melemah selama 4 hari berturut-turut. Apabila dihitung sejak akhir pekan lalu, harga emas sudah melemah lebih dari 1% hingga saat ini.

Reli Dolar AS Berlanjut, Harga Emas Anjlok 4 Hari BeruntunFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, lantas bergerak menguat 0,23% pada pukul 13.47 WIB siang ini. Sebagai catatan, pada perdagangan hari Rabu (27/06/2018), mata uang Negeri Paman Sam bahkan menguat hingga 0,64%.

Seperti diketahui, aset berdenominasi dolar AS seperti emas akan sensitif terhadap pergerakan mata uang tersebut. Terapresiasinya dolar AS akan membuat emas relatif lebih mahal untuk pemegang mata uang asing selain dolar AS.

Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif oleh The Federal Reserve (The Fed) masih ampuh mendorong penguatan greenback. The Fed kini bisa dibilang satu-satunya bank sentral di negara maju yang sudah terang-terangan bicara kenaikan bunga dan normalisasi kebijakan moneter.

Teranyar, Presiden The Fed Boston Eric Rosengren, menyatakan bahwa bank sentral AS perlu melanjutkan kenaikan suku bunga acuan secara bertahap, dalam rangka menurunkan risiko dari penyimpangan kebijakan utama, sepeti dikutip dari Reuters pada Rabu (27/6/2018).       

Sementara bank sentral lain seperti European Central Bank (ECB) sepertinya baru menaikkan suku bunga acuan pada kuartal III-2019. Terlebih, Bank of England (BoE) juga tengah terpecah konsentrasinya jelang pertemuan lanjutan untuk membahas keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit Meeting/Brexit). BoE tengah memastikan bahwa sektor keuangan Inggris siap untuk menghadapi Brexit. Oleh karena itu, pasar pun menyangsikan apakah BoE akan mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan pada Agustus mendatang.

Dolar AS semakin melaju kala Bank Sentral China, People's Bank of China (PBoC), turun tangan melemahkan nilai tukar yuan. Dalam beberapa waktu terakhir, PBoC menurunkan nilai tengah yuan dengan tujuan memperlemah mata uang ini.

Langkah ini ditempuh untuk menjaga agar ekspor China tetap kompetitif di tengah perang dagang yang tengah berkecamuk. Pelaku pasar memperkirakan PBoC tidak akan mengendurkan cengkeramannya sebelum situasi membaik.

Di sisi lain, eskalasi perang dagang nampaknya belum mampu menyokong harga emas. Biasanya permintaan emas sebagai aset safe haven akan meningkat saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik, seperti yang ditimbulkan oleh perang dagang. Namun, lagi-lagi rumus ini tidak berlaku.

Padahal, perang dagang kini sudah mulai merembet ke perang investasi. Presiden AS Donald Trump berencana melarang entitas bisnis dengan kepemilikan minimal 25% oleh China untuk berinvestasi di Negeri Paman Sam.

Tujuannya adalah demi melindungi hak atas kekayaan intelektual dan teknologi AS. Bahkan, belakangan terungkap bahwa yang menjadi target bukan hanya China melainkan seluruh negara yang mencoba mencuri teknologi milik perusahaan-perusahaan AS.

Pemerintah AS sendiri masih merumuskan soal cara membatasi investasi China tersebut. Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin menginginkan pendekatan yang lebih halus menggunakan The Committee on Foreign Investment yang akan melakukan tinjauan mengenai akuisisi perusahaan asing.

Sementara pihak lain ingin menggunakan pendekatan yang lebih keras yaitu mendeklarasikan kondisi darurat ekonomi.
  


(RHG/hps) Next Article Dolar AS Melunak, Harga Emas Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular