Tensi Perang Dagang Naik, Harga Emas Malah Melemah

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
26 June 2018 15:12
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak melemah 0,28% ke US$1.265,3/troy ounce, hingga pukul 14.15 WIB hari ini.
Foto: Dok ANTAM
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak melemah 0,28% ke US$1.265,3/troy ounce, hingga pukul 14.15 WIB hari ini. Pergerakan harga sang logam mulia tertekan oleh apresiasi dolar Amerika Serikat (AS) yang dipicu oleh masih tingginya peluang The Federal Reserve/The Fed untuk menaikkan suku bunga sampai empat kali di tahun 2018.

Dengan pergerakan tersebut, harga emas melanjutkan momentum pelemahan di awal pekan. Sebagai informasi, harga emas terkoreksi 0,14% pada perdagangan hari Senin (25/6/2018)
Tensi Perang Dagang Belum Mampu Angkat Harga EmasFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral masih akan menaikkan suku bunga acuan secara gradual. Sebab, performa ekonomi AS sejauh ini masih memuaskan. The Fed punya misi menghindarkan ekonomi Negeri Paman Sam dari ancaman overheating, sehingga suku bunga acuan perlu dinaikkan untuk mengelola ekspektasi inflasi.

Sementara itu, menurut dot plot (proyeksi suku bunga dari masing-masing The Fed negara bagian) edisi Juni 2018, median suku bunga acuan AS pada akhir tahun berada di 2,25-2,5%. Dengan suku bunga yang sekarang, berarti butuh dua kali kenaikan lagi masing-masing 25 basis poin. Artinya, akan ada empat kali kenaikan sepanjang tahun ini. Lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.

Merespons hal itu, investor pun masih memburu dolar AS. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, menguat 0,04% pada pukul 14:21 WIB siang ini.

Seperti diketahui, aset berdenominasi dolar AS seperti emas akan sensitif terhadap pergerakan mata uang tersebut. Terapresiasinya dolar AS akan membuat emas relatif lebih mahal untuk pemegang mata uang asing selain dolar AS.


Di sisi lain, eskalasi perang dagang nampaknya belum mampu menyokong harga emas. Biasanya permintaan emas sebagai aset safe haven akan meningkat saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik, seperti yang ditimbulkan oleh perang dagang. Namun, saat ini teori itu nampaknya tidak berlaku.

"Meningkatnya tensi perdagangan seharusnya (tapi kenyataannya tidak) membantu (harga) emas. Malahan, nampaknya kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan, khususnya di AS, terus menggerus (harga) emas,"ujar analis INTL FCStone Edward Meir, seperti dikutip dari Reuters.

Padahal, tensi perang dagang masih membara. Teranyar, Steve Mnuchin, Menteri Keuangan AS, menyebutkan pelarangan investasi tidak hanya berlaku untuk China tetapi seluruh negara yang diduga ingin mencuri teknologi AS.

"Pernyataan akan segera keluar dan itu (pelarangan investasi) tidak spesifik kepada China, tetapi kepada semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami," tegas Mnuchin melalui kicauan di media sosial Twitter.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump berencana membatasi aktivitas perusahaan Negeri Tirai Bambu di Negeri Paman Sam. Perusahaan yang punya kepemilikan minimal 25% oleh pihak China akan dilarang untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi strategis di AS.    


(RHG/hps) Next Article Dolar AS Melunak, Harga Emas Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular