Impor Naik Kencang, Saham Barang Konsumsi Melesat Naik

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 June 2018 15:05
Impor melonjak hingga 28,12% YoY.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten barang konsumsi melesat naik setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor-impor periode Mei.

Saham-saham emiten barang konsumsi yang membukukan penguatan diantaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+4,4%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+3,53%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,79%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,02%), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+0,76%).

Seiring dengan naiknya harga saham emiten barang konsumsi, indeks sektor barang konsumsi menguat hingga 2,24%, tertinggi dibandingkan 9 sektor penghuni IHSG lainnya.

Sepanjang bulan lalu, ekspor Indonesia tercatat tumbuh 12,47% YoY, sementara impor melonjak hingga 28,12% YoY. Capaian tersebut, khususnya untuk impor, jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, dimana para ekonom memperkirakan ekspor tumbuh 8,38% YoY, sementara impor diperkirakan tumbuh 12,13% YoY.

Lantas, defisit neraca perdagangan bulan Mei adalah sebesar US$ 1,52 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang sekitar US$ 1 miliar saja.

Melihat komposisinya lebih dalam, ternyata tingginya lonjakan impor barang konsumsi merupakan salah satu faktor yang membuat impor Indonesia naik begitu signifikan pada bulan lalu.

Impor barang konsumsi periode Mei tercatat sebesar US$ 1,73 miliar, melonjak hingga 14,88% dibandingkan posisi April yang sebesar US$ 1,5 miliar. Pertumbuhan pada pos barang konsumsi jauh mengungguli 2 pos lainnya yakni bahan baku dan barang modal yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 9,02% dan 6,63%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), impor barang konsumsi melesat hingga 34%.

Investor pun memburu saham-saham emiten barang konsumsi, seiring dengan adanya indikasi membaiknya konsumsi masyarakat.

Perlu konfirmasi lebih lanjut

Pesatnya pertumbuhan impor barang konsumsi pada bulan Mei dipicu oleh kehadiran bulan Ramadan yang merupakan one-time event semata. Kedepannya, perlu konfirmasi lebih lanjut guna menentukan apakah konsumsi masyarakat Indonesia benar-benar sudah membaik.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(roy) Next Article HMSP, UNVR, Hingga GGRM Bawa IHSG Jatuh 0,94%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular