
Sektor Barang Konsumsi Anjlok 3,83%, Time to Buy?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 November 2018 15:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks sektor barang konsumsi anjlok 3,83% hingga pukul 14:36 WIB, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi IHSG yang anjlok sebesar 1,46% ke level 5.889,53.
Saham-saham barang konsumsi yang banyak dilepas investor hari ini diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-6,33%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-4,2%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-3,09%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-2,93%), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-2%).
Saat ini, indeks sektor barang konsumsi berada di level 2.343,65 dan mendekati titik terendahnya di tahun ini yang berada di level 2.305,69.
Lantas, apakah ini saat yang tepat untuk membeli saham-saham barang konsumsi?
Biasanya, harga yang sudah terkoreksi dalam menyediakan entry point yang menarik bagi investor. Namun, menurut kami, setidaknya sepanjang bulan ini, saham-saham barang konsumsi lebih baik terus dihindari oleh pelaku pasar. Pasalnya, data-data yang sudah ada mengindikasikan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia akan melemah pada kuartal-IV 2018.
Belum lama ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2018 sebesar 5,17% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia sebesar 5,145% YoY.
Namun, terdapat tekanan yang cukup besar bagi pos konsumsi rumah tangga. Pos ini hanya tumbuh sebesar 5,01% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan capaian kuartal-II 2018 yang sebesar 5,14% YoY.
Memang, pada kuartal-II 2018 terdapat bulan puasa dan lebaran yang sangat signifikan mendongkrak konsumsi. Tetapi di kuartal-III 2018, terdapat pagelaran Asian Games 2018 dan hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus yang juga mendongrak konsumsi, walaupun memang tak akan sesignifikan bulan puasa dan lebaran. Tetap saja, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang hanya sebesar 5,01% YoY tergolong lambat.
Di kuartal-IV 2018, ada perayaan hari Natal dan libur tahun baru yang lagi-lagi bisa mendongkrak konsumsi. Namun, dampaknya kami perkirakan juga tak akan sesignifikan bulan puasa dan lebaran.
Sejarah tak mendukung
Apalagi, Bank Indonesia (BI) merilis angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Oktober 2018 di level 119,2, terendah dalam 20 bulan terakhir atau sejak Februari 2017. Turunnya IKK bulan Oktober dipengaruhi oleh penurunan pada 2 komponen pembentuknya, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK).
IKE turun menjadi 106,2, dari 110,2 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, IEK turun menjadi 132,2, dari 134,5 pada bulan sebelumnya.
Rendahnya angka IKK memberikan sinyal bahwa masyarakat Indonesia akan mengurangi konsumsinya dalam beberapa waktu ke depan.
Hal ini pun nampaknya sudah mulai terkonfirmasi. Dalam publikasi Survei Penjualan Eceran periode September 2018 yang dirilis oleh BI, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan riil periode Oktober 2018 tercatat hanya sebesar 3,9% YoY, melambat dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 4,8% YoY.
Kami melihat bahwa konsumsi rumah tangga akan jatuh ke bawah level 5% pada kuartal-IV 2018.
Terakhir, sejarah juga menunjukkan bahwa bulan November bukan merupakan bulan yang tepat untuk masuk ke saham-saham barang konsumsi. Secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir (2013-2017), sektor barang konsumsi membukukan penurunan sebesar 1,6% secara bulanan pada bulan November.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article HMSP, UNVR, Hingga GGRM Bawa IHSG Jatuh 0,94%
Saham-saham barang konsumsi yang banyak dilepas investor hari ini diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-6,33%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-4,2%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-3,09%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-2,93%), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-2%).
Saat ini, indeks sektor barang konsumsi berada di level 2.343,65 dan mendekati titik terendahnya di tahun ini yang berada di level 2.305,69.
Belum lama ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2018 sebesar 5,17% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia sebesar 5,145% YoY.
Namun, terdapat tekanan yang cukup besar bagi pos konsumsi rumah tangga. Pos ini hanya tumbuh sebesar 5,01% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan capaian kuartal-II 2018 yang sebesar 5,14% YoY.
Memang, pada kuartal-II 2018 terdapat bulan puasa dan lebaran yang sangat signifikan mendongkrak konsumsi. Tetapi di kuartal-III 2018, terdapat pagelaran Asian Games 2018 dan hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus yang juga mendongrak konsumsi, walaupun memang tak akan sesignifikan bulan puasa dan lebaran. Tetap saja, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang hanya sebesar 5,01% YoY tergolong lambat.
Di kuartal-IV 2018, ada perayaan hari Natal dan libur tahun baru yang lagi-lagi bisa mendongkrak konsumsi. Namun, dampaknya kami perkirakan juga tak akan sesignifikan bulan puasa dan lebaran.
Sejarah tak mendukung
Apalagi, Bank Indonesia (BI) merilis angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Oktober 2018 di level 119,2, terendah dalam 20 bulan terakhir atau sejak Februari 2017. Turunnya IKK bulan Oktober dipengaruhi oleh penurunan pada 2 komponen pembentuknya, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK).
IKE turun menjadi 106,2, dari 110,2 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, IEK turun menjadi 132,2, dari 134,5 pada bulan sebelumnya.
Rendahnya angka IKK memberikan sinyal bahwa masyarakat Indonesia akan mengurangi konsumsinya dalam beberapa waktu ke depan.
Hal ini pun nampaknya sudah mulai terkonfirmasi. Dalam publikasi Survei Penjualan Eceran periode September 2018 yang dirilis oleh BI, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan riil periode Oktober 2018 tercatat hanya sebesar 3,9% YoY, melambat dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 4,8% YoY.
Kami melihat bahwa konsumsi rumah tangga akan jatuh ke bawah level 5% pada kuartal-IV 2018.
Terakhir, sejarah juga menunjukkan bahwa bulan November bukan merupakan bulan yang tepat untuk masuk ke saham-saham barang konsumsi. Secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir (2013-2017), sektor barang konsumsi membukukan penurunan sebesar 1,6% secara bulanan pada bulan November.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article HMSP, UNVR, Hingga GGRM Bawa IHSG Jatuh 0,94%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular