
Aksi Korporasi
Duo Sumitomo Perang Tanding di BTPN
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
21 June 2018 14:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua pemegang saham asing asal Jepang di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berbeda pandangan terhadap aksi korporasi penambahan modal dasar.
Summit Global Capital Management yang memiliki 1,17 miliar lembar saham atau setara dengan 20% menyatakan tidak setuju atas rencana penambahan modal dasar BTPN. Pernyataan tidak setuju tersebut disampaikan oleh wakil Summit Global, Katsuji Hirai dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTPN yang digelar 7 Juni 2018 lalu.
Berdasarkan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), yang merupakan saudara tua tidak terafiliasi dari Summit Global Capital Management, menyatakan setuju atas aksi korporasi ini. SMBC memiliki 2,34 miliar lembar saham, atau setara dengan 40%.
Ditambah dengan pemegang saham publik, rencana aksi korporasi tersebut didukung oleh 77,16% suara yang hadir. Adapun sebanyak 22,84% menyatakan tidak setuju. RUPS LB tersebut dihadiri oleh pemegang saham dengan kepemilikan sebanyak 89,02%.
Hasilnya, Rapat tersebut mengetok palu terhadap peningkatan modal dasar menjadi sebesar Rp 300 miliar dari sebelumnya Rp 150 miliar. Dengan perubahan modal dasar tersebut maka jumlah saham yang diterbitkan bertambah menjadi 15 miliar saham dari sebelumnya 7,5 miliar saham.
Summit Global Capital Management berbasis di Belanda dan merupakan anak usaha dari Sumitomo Corporation. Sementara SMBC merupakan grup usaha yang berbasis di Belanda. SMBC memiliki anak usaha Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dengan kepemilikan mayoritas.
Meskipun sama-masa memiliki nama Sumitomo, namun Sumitomo Corporation dan SMBC tidak terafiliasi atau dua entitas usaha yang berbeda. Namun keduanya memiliki sejarah panjang keterkaitan dengan grup usaha Sumitomo yang dilahirkan oleh pengusaha Masatomo Sumitomo sekitar tahun 1615.
Sebelumnya, Direktur BTPN Anika Faisal mengatakan rencana peningkatan modal dasar diperlukan untuk mengantisipasi penambahan modal pada masa depan. Dia tidak menampik bahwa penambahan modal juga bisa dilakukan pada saat merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (BSMI).
"Tapi peningkatan modal ini bukan hanya untuk merger. Ini untuk rencana masa depan lainnya," ujarnya, Kamis (25/5/2018).
(dob/dru) Next Article Dapat Restu OJK Jepang & RI, BTPN Merger Bulan Ini?
Summit Global Capital Management yang memiliki 1,17 miliar lembar saham atau setara dengan 20% menyatakan tidak setuju atas rencana penambahan modal dasar BTPN. Pernyataan tidak setuju tersebut disampaikan oleh wakil Summit Global, Katsuji Hirai dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTPN yang digelar 7 Juni 2018 lalu.
Hasilnya, Rapat tersebut mengetok palu terhadap peningkatan modal dasar menjadi sebesar Rp 300 miliar dari sebelumnya Rp 150 miliar. Dengan perubahan modal dasar tersebut maka jumlah saham yang diterbitkan bertambah menjadi 15 miliar saham dari sebelumnya 7,5 miliar saham.
Summit Global Capital Management berbasis di Belanda dan merupakan anak usaha dari Sumitomo Corporation. Sementara SMBC merupakan grup usaha yang berbasis di Belanda. SMBC memiliki anak usaha Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dengan kepemilikan mayoritas.
Meskipun sama-masa memiliki nama Sumitomo, namun Sumitomo Corporation dan SMBC tidak terafiliasi atau dua entitas usaha yang berbeda. Namun keduanya memiliki sejarah panjang keterkaitan dengan grup usaha Sumitomo yang dilahirkan oleh pengusaha Masatomo Sumitomo sekitar tahun 1615.
Sebelumnya, Direktur BTPN Anika Faisal mengatakan rencana peningkatan modal dasar diperlukan untuk mengantisipasi penambahan modal pada masa depan. Dia tidak menampik bahwa penambahan modal juga bisa dilakukan pada saat merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (BSMI).
"Tapi peningkatan modal ini bukan hanya untuk merger. Ini untuk rencana masa depan lainnya," ujarnya, Kamis (25/5/2018).
(dob/dru) Next Article Dapat Restu OJK Jepang & RI, BTPN Merger Bulan Ini?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular