Menko Darmin: Bunga Acuan BI Memang Harus Naik Lagi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 June 2018 11:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) disebut sudah tak lagi memiliki pilihan selain menaikkan bunga acuan ketika bank sentral AS/The Federal Reserve menaikkan bunga.
Hal tersebut dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution usai menggelar halal bihalal bersama seluruh jajaran Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
"Kita perhatikan kecenderungan menaikkan bunga di AS. Itu sesuatu yang kemungkinan akan berjalan beberapa kali. Nah itu berarti tingkat bunga kita akan terpangaruh naik," kata Darmin, Kamis (21/6/2018).
Mantan Gubernur BI itu menilai, apabila bank sentral tidak mengikuti kebijakan moneter AS, maka nilai tukar rupiah akan terganggu. Menurut dia, kondisi ini memang memungkinkan BI menyesuaikan bunga acuan.
"Karena kalau tidak, kurs akan terpengaruhi lagi," ungkapnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di awal pembukaan perdagangan pasar valas pasca libur Lebaran bergerak melemah ke level Rp 14.000/US$. Pada pukul 09:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 14.081/US$.
Pada pukul 10:00 WIB, greenback semakin nyaman di level Rp 14.000/US$, bahkan mendekati Rp 14.100/US$. Bahkan, beberapa perbankan nasional sudah menjual dolar di kisaran Rp 14.300/US$.
BI sendiri menegaskan siap melakukan intervensi untuk menjaga rupiah tak terlalu dalam.
"BI akan melanjutkan langkah-langkah stabilisasi antara lain melalui intervensi FX dan SUN (dual intervention), menjaga likuiditas rupiah di perbankan mencukupi, dan memperkuat komunikasi serta koordinasi dengan pemerintah dan K/L [Kementerian/Lembaga] terkait," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/6/2018).
(dru) Next Article Dolar AS di Atas Rp 14.000, Menko Darmin: Jangan Risau
Hal tersebut dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution usai menggelar halal bihalal bersama seluruh jajaran Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
"Kita perhatikan kecenderungan menaikkan bunga di AS. Itu sesuatu yang kemungkinan akan berjalan beberapa kali. Nah itu berarti tingkat bunga kita akan terpangaruh naik," kata Darmin, Kamis (21/6/2018).
"Karena kalau tidak, kurs akan terpengaruhi lagi," ungkapnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di awal pembukaan perdagangan pasar valas pasca libur Lebaran bergerak melemah ke level Rp 14.000/US$. Pada pukul 09:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 14.081/US$.
Pada pukul 10:00 WIB, greenback semakin nyaman di level Rp 14.000/US$, bahkan mendekati Rp 14.100/US$. Bahkan, beberapa perbankan nasional sudah menjual dolar di kisaran Rp 14.300/US$.
BI sendiri menegaskan siap melakukan intervensi untuk menjaga rupiah tak terlalu dalam.
"BI akan melanjutkan langkah-langkah stabilisasi antara lain melalui intervensi FX dan SUN (dual intervention), menjaga likuiditas rupiah di perbankan mencukupi, dan memperkuat komunikasi serta koordinasi dengan pemerintah dan K/L [Kementerian/Lembaga] terkait," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/6/2018).
(dru) Next Article Dolar AS di Atas Rp 14.000, Menko Darmin: Jangan Risau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular