Penguatan Dolar AS Tekan Harga Emas

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
20 June 2018 11:38
Koreksi harga emas disebabkan penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia bergerak turun pada siang hari ini. Koreksi harga emas disebabkan penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Pada Rabu (20/6/2018) pukul 11:05 WIB, harga emas turun 0,06% ke US$ 1.273,52/troy ounce. 

Foto: Reuters

Harga emas memang berbanding terbalik dengan nilai tukar dolar AS. Hari ini, dolar AS masih melanjutkan penguatannya. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama), pada pukul 11:30 WIB menguat 0,04%.

Dolar AS perkasa akibat rival-rivalnya berguguran, terutama di Eropa. Di hadapan dolar AS, euro melemah 0,16% sementara poundsterling Inggris terdepresiasi 0,17%.

Pasar seperti 'menghukum' mata uang Eropa karena ketidakjelasan arah kebijakan moneter di Benua Biru. Dalam forum ekonomi European Central Bank (ECB) di Sintra, Portugal, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pihaknya masih akan sabar menanti sebelum menaikkan suku bunga acuan. Saat ini suku bunga refinancing masih bertahan di 0%, sementara lending facility dan deposit facility masing-masing 0,25% dan 0,4%. 

"Kami akan tetap sabar untuk menentukan waktu kapan menaikkan suku bunga. Kemudian, penyesuaian kebijakan moneter setelah itu juga akan dilakukan secara gradual," kata Draghi dalam forum ECB di Sintra, dikutip dari Reuters.

Ketidakpastian arah kebijakan moneter ECB membuat euro lagi-lagi 'dihukum' oleh pasar. Euro mengalami tekanan jual, dan sebagian investor beralih ke greenback.

Tidak hanya ECB, investor juga mencermati dinamika di Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE). Pada Kamis waktu setempat, BoE akan menggelar rapat untuk menentukan suku bunga acuan.

Investor cenderung wait and see jelang pertemuan BoE. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters menyebutkan BoE masih akan menahan suku bunga acuan di 0,5% pada pertemuan tersebut. BoE diperkirakan baru menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat Agustus.

Namun, kemungkinan BoE untuk menaikkan suku bunga lebih cepat masih ada. Pasalnya, kinerja ekonomi Negeri Ratu Elizabeth terus membaik setelah mengecewakan pada kuartal I-2018, yang hanya tumbuh 0,1%.

Pada Mei 2018, penjualan ritel di Inggris tumbuh 1,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Ketimbang tahun sebelumnya, penjualan ritel naik 3,9%. Konsumsi yang menggeliat bisa menjadi pertanda kinerja ekonomi yang lebih baik.

Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II-2018 diperkirakan lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya. Perkembangan ini membuat investor memilih menunggu untuk masuk ke pasar Inggris. Pasar masih akan menunggu arah perekonomian dan kebijakan moneter Inggris ke depan.

Pelemahan mata uang Eropa membuat dolar AS melenggang mulus. Penguatan dolar AS pun menekan harga emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasar Komoditas Volatil, Harga Emas Berpotensi Naik 0,6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular