
Internasional
The Fed Akan Naikkan Bunga, Hal-hal Ini yang Perlu Disimak
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 June 2018 14:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve/ The Fed, diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin (bps) ketika menutup rapat Juni pada Rabu (13/6/2018) sore waktu setempat. Langkah The Fed ini telah diantisipasi secara luas dan ada beberapa hal lain yang dapat menggerakkan pasar lebih kencang.
Pertama, The Fed akan mengeluarkan pernyataan pada jam 2 siang, bersama dengan proyeksi ekonomi terbaru dan proyeksi suku bunganya. Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan konferensi pers setengah jam kemudian.
Pergerakan pasar akan bergantung pada berbagai kabar yang menambah perdebatan tentang kenaikan suku bunga The Fed, tulis CNBC International. Masih ada kesenjangan yang jelas antara pengamat yang mengharapkan kenaikan suku bunga sekali lagi tahun ini setelah kenaikan Rabu, dengan mereka yang mengharapkan dua kali kenaikan lagi.
Jadi, jika The Fed terdengar lebih optimistis terhadap perekonomian AS, menaikkan perkiraan suku bunga, atau bahkan mengumumkan bahwa Powell akan mengadakan konferensi pers setelah setiap pertemuan, maka itu semua bisa memicu persepsi bahwa bank sentral akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya.
Plot semakin rumit
The Fed merilis apa yang disebut dot plot, sebuah grafik berisi perkiraan pejabat The Fed tentang perkiraan suku bunga yang disampaikan secara anonim. Grafik itu saat ini menunjukkan tiga kenaikan suku bunga untuk tahun 2018, tetapi proyeksi ini sangat dekat berdasarkan posisi titik-titiknya, sehingga setiap pergerakan kecil dapat menambahkan kenaikan suku bunga pada bulan Desember. Itu akan menjadi pesan yang jelas dari The Fed bahwa bank sentral akan jadi lebih agresif.
"Mereka tidak memerlukan banyak perubahan untuk mengubah proyeksinya menjadi empat, bukan tiga kali," kata Michael Schumacher, direktur suku bunga di Wells Fargo. "Berita-berita akan berteriak dan mengatakan The Fed akan lebih agresif namun jika anda melihat angkanya dengan lebih detil, tak akan ada banyak perbedaan." The Fed kemungkinan akan menaikkan perkiraan untuk pertumbuhan PDB dari perkiraan median saat ini sebesar 2,7% untuk 2018. Ekonom saat ini melihat pertumbuhan kuartal kedua di atas 3%. The Fed dapat menetapkan target pengangguran di level 3,8%, sama dengan capaian bulan Mei.
The Fed juga dapat menaikkan proyeksi inflasi yang saat ini berada di bawah tekanan. Proyeksi untuk inflasi inti PCE tahun ini berada di level 1,9%. Meskipun data tersebut memang masih berada di bawah 2%, inflasi yang diukur menggunakan CPI sudah berada di atas target The Fed yang sebesar 2%.
Konferensi Pers
Sebuah kabar bahwa Powell sedang mempertimbangkan untuk mengadakan konferensi pers setelah setiap pertemuan telah menggerakkan pasar pada hari Selasa dan mendorong apresiasi dolar AS.
Marc Chandler, kepala strategi valuta asing di Brown Brothers Harriman, mengatakan pasar memandang bahwa laporan dari Dow Jones tersebut mengindikasikan adanya ruang untuk kenaikan suku bunga acuan secara lebih agresif jika Powell merasa perlu bertemu dengan media lebih sering. Powell mungkin ditanyai tentang dampak ekonomi dari perang dagang dan tarif ketika dia bertemu dengan wartawan.
Salah satu analis pro-pasar mengatakan The Fed mungkin melihat dampak dolar dari tarif dan pembalasan perdagangan saat ini sebagai faktor yang terlalu kecil untuk dapat menghancurkan perekonomian. Tetapi apa yang Powell katakan tentang kemungkinan perselisihan dagang yang memburuk mungkin juga akan diketahui, terutama karena beberapa ekonom melihat kemungkinan perang dagang dan tarif sebagai hal negatif untuk belanja modal dan sentimen bisnis.
"Jika kita melakukan perang dagang penuh dengan China dan menerapkan tarif pada mobil, kita akan berada dalam resesi pada tahun 2019," kata kepala ekonom Grant Thornton Diane Swonk. "Dengan inflasi, itu kombinasi buruk bagi The Fed."
Ekonom juga akan memantau setiap pernyataan Powell tentang pasar negara berkembang dan apakah ia mengharapkan akan terjadi hal yang sama di sana atau apakah akan terjadi krisis di Eropa, yang dimulai oleh Italia.
Bagaimana suku bunga akan naik
Para ekonom memperkirakan The Fed meningkatkan target kisaran suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, ke kisaran 1,75%-2%. Tapi itu bisa dilakukan juga dengan mendorong naik suku bunga giro wajib minimum (GWM) sekunder perbankan sebesar 0,20%.
Itu karena suku bunga acuan telah naik ke puncak kisarannya dan The Fed ingin suku bunga tetap berada di tengah. Bunga atas GWM sekunder, atau IOER, adalah bunga yang The Fed bayar ke bank karena menyimpan uang tunai di bank sentral.
Secara spesifik, suku bunga acuan berada pada 1,7%, hanya 0,05 poin dari IOER. IOER secara historis telah menjadi panduan untuk tingkat dana dan biasanya sedikit di atas suku bunga acuan Fed.
Tetapi pejabat Fed baru-baru ini khawatir suku bunga akan meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan dan menyebabkan pengetatan di pasar uang, menurut risalah dari pertemuan terakhirnya.
Solusi yang disarankan pada pertemuan itu adalah bahwa Fed menaikkan IOER sebesar 0,2%, sementara itu menaikkan tingkat suku bunga 0,25%. Ini bisa menahan laju suku bunga agar tidak terlalu dekat dengan batas atas target.
"Kami percaya kenaikan 25 basis poin dalam kisaran target akan dilaksanakan dengan meningkatkan IOER sebesar 20 bps, dengan demikian mendorong tingkat dana The Fed yang efektif agar lebih dekat ke tengah kisaran 1,75%-2%," tulis kepala ekonom JPMorgan AS, Michael Feroli, dilansir dari CNBC International.
(prm) Next Article The Fed Masih Guyur Pasar Uang AS, Kali Ini Rp 768 T
Pertama, The Fed akan mengeluarkan pernyataan pada jam 2 siang, bersama dengan proyeksi ekonomi terbaru dan proyeksi suku bunganya. Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan konferensi pers setengah jam kemudian.
Pergerakan pasar akan bergantung pada berbagai kabar yang menambah perdebatan tentang kenaikan suku bunga The Fed, tulis CNBC International. Masih ada kesenjangan yang jelas antara pengamat yang mengharapkan kenaikan suku bunga sekali lagi tahun ini setelah kenaikan Rabu, dengan mereka yang mengharapkan dua kali kenaikan lagi.
Plot semakin rumit
The Fed merilis apa yang disebut dot plot, sebuah grafik berisi perkiraan pejabat The Fed tentang perkiraan suku bunga yang disampaikan secara anonim. Grafik itu saat ini menunjukkan tiga kenaikan suku bunga untuk tahun 2018, tetapi proyeksi ini sangat dekat berdasarkan posisi titik-titiknya, sehingga setiap pergerakan kecil dapat menambahkan kenaikan suku bunga pada bulan Desember. Itu akan menjadi pesan yang jelas dari The Fed bahwa bank sentral akan jadi lebih agresif.
"Mereka tidak memerlukan banyak perubahan untuk mengubah proyeksinya menjadi empat, bukan tiga kali," kata Michael Schumacher, direktur suku bunga di Wells Fargo. "Berita-berita akan berteriak dan mengatakan The Fed akan lebih agresif namun jika anda melihat angkanya dengan lebih detil, tak akan ada banyak perbedaan." The Fed kemungkinan akan menaikkan perkiraan untuk pertumbuhan PDB dari perkiraan median saat ini sebesar 2,7% untuk 2018. Ekonom saat ini melihat pertumbuhan kuartal kedua di atas 3%. The Fed dapat menetapkan target pengangguran di level 3,8%, sama dengan capaian bulan Mei.
The Fed juga dapat menaikkan proyeksi inflasi yang saat ini berada di bawah tekanan. Proyeksi untuk inflasi inti PCE tahun ini berada di level 1,9%. Meskipun data tersebut memang masih berada di bawah 2%, inflasi yang diukur menggunakan CPI sudah berada di atas target The Fed yang sebesar 2%.
Konferensi Pers
Sebuah kabar bahwa Powell sedang mempertimbangkan untuk mengadakan konferensi pers setelah setiap pertemuan telah menggerakkan pasar pada hari Selasa dan mendorong apresiasi dolar AS.
Marc Chandler, kepala strategi valuta asing di Brown Brothers Harriman, mengatakan pasar memandang bahwa laporan dari Dow Jones tersebut mengindikasikan adanya ruang untuk kenaikan suku bunga acuan secara lebih agresif jika Powell merasa perlu bertemu dengan media lebih sering. Powell mungkin ditanyai tentang dampak ekonomi dari perang dagang dan tarif ketika dia bertemu dengan wartawan.
Salah satu analis pro-pasar mengatakan The Fed mungkin melihat dampak dolar dari tarif dan pembalasan perdagangan saat ini sebagai faktor yang terlalu kecil untuk dapat menghancurkan perekonomian. Tetapi apa yang Powell katakan tentang kemungkinan perselisihan dagang yang memburuk mungkin juga akan diketahui, terutama karena beberapa ekonom melihat kemungkinan perang dagang dan tarif sebagai hal negatif untuk belanja modal dan sentimen bisnis.
"Jika kita melakukan perang dagang penuh dengan China dan menerapkan tarif pada mobil, kita akan berada dalam resesi pada tahun 2019," kata kepala ekonom Grant Thornton Diane Swonk. "Dengan inflasi, itu kombinasi buruk bagi The Fed."
Ekonom juga akan memantau setiap pernyataan Powell tentang pasar negara berkembang dan apakah ia mengharapkan akan terjadi hal yang sama di sana atau apakah akan terjadi krisis di Eropa, yang dimulai oleh Italia.
Bagaimana suku bunga akan naik
Para ekonom memperkirakan The Fed meningkatkan target kisaran suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, ke kisaran 1,75%-2%. Tapi itu bisa dilakukan juga dengan mendorong naik suku bunga giro wajib minimum (GWM) sekunder perbankan sebesar 0,20%.
Itu karena suku bunga acuan telah naik ke puncak kisarannya dan The Fed ingin suku bunga tetap berada di tengah. Bunga atas GWM sekunder, atau IOER, adalah bunga yang The Fed bayar ke bank karena menyimpan uang tunai di bank sentral.
Secara spesifik, suku bunga acuan berada pada 1,7%, hanya 0,05 poin dari IOER. IOER secara historis telah menjadi panduan untuk tingkat dana dan biasanya sedikit di atas suku bunga acuan Fed.
Tetapi pejabat Fed baru-baru ini khawatir suku bunga akan meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan dan menyebabkan pengetatan di pasar uang, menurut risalah dari pertemuan terakhirnya.
Solusi yang disarankan pada pertemuan itu adalah bahwa Fed menaikkan IOER sebesar 0,2%, sementara itu menaikkan tingkat suku bunga 0,25%. Ini bisa menahan laju suku bunga agar tidak terlalu dekat dengan batas atas target.
"Kami percaya kenaikan 25 basis poin dalam kisaran target akan dilaksanakan dengan meningkatkan IOER sebesar 20 bps, dengan demikian mendorong tingkat dana The Fed yang efektif agar lebih dekat ke tengah kisaran 1,75%-2%," tulis kepala ekonom JPMorgan AS, Michael Feroli, dilansir dari CNBC International.
(prm) Next Article The Fed Masih Guyur Pasar Uang AS, Kali Ini Rp 768 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular