
Jadi Favorit Jelang Rapat The Fed, Dolar AS Perkasa
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
13 June 2018 10:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas mata uang global bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini. Keperkasaan greenback sulit terbendung karena investor memburu mata uang ini jelang rapat bank sentral Negeri Paman Sam.
Pada Rabu (13/6/2018) pukul 10:18 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) menguat 0,07%. Penguatan ini masih terbatas, tetapi stabil dan belum terhenti.
Di luar enam mata uang utama, dolar AS pun digdaya. Tidak terkecuali terhadap mata uang utama Asia.
Berikut data perdagangan pada pukul 10:20 WIB:
Investor sepertinya mengantisipasi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) edisi Juni 2018. The Federal Reserve/The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%. Kemungkinan kenaikan 25 basis poin tersebut adalah 96,3%, berdasarkan CME Fedwatch.
Data-data ekonomi AS terus mengonfirmasi bahwa The Fed memang harus mengetatkan kebijakan moneter. Pada Mei, laju inflasi di Negeri Paman Sam tercatat 2,8% secara year-on-year (YoY). Terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,5% YoY.
The Fed memiliki target untuk menjaga inflasi di kisaran 2% dalam jangka menengah. Dengan perekonomian AS yang terus menggeliat tentu akan menghasilkan dampak inflasi, sehingga perlu dijangkar melalui kebijakan moneter.
Cara paling ampuh adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. The Fed yang hampir pasti menaikkan suku bunga acuan membuat pelaku pasar mengambil posisi.
Mata uang dolar AS menjadi instrumen favorit investor saat ini. Investor memburu dolar AS karena saat suku bunga benar-benar naik mata nilai mata uang ini akan meningkat. Sebelum harganya makin mahal, investor pun memilih membeli dolar AS sekarang sehingga harga sudah naik terlebih dulu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Rabu (13/6/2018) pukul 10:18 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) menguat 0,07%. Penguatan ini masih terbatas, tetapi stabil dan belum terhenti.
![]() |
Di luar enam mata uang utama, dolar AS pun digdaya. Tidak terkecuali terhadap mata uang utama Asia.
Mata Uang | Bid Terakhir | Change (%) |
Yuan China | 6,41 | -0,10 |
Korea Won | 1082,11 | -0,12 |
Dolar Taiwan | 29,86 | -0,01 |
Rupee India | 67,47 | -0,01 |
Dolar Singapura | 1,34 | -0,04 |
Peso Filipina | 53,09 | -0,08 |
Baht Thailand | 32,09 | -0,03 |
Ringgit Malaysia | 3,99 | -0,15 |
Investor sepertinya mengantisipasi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) edisi Juni 2018. The Federal Reserve/The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%. Kemungkinan kenaikan 25 basis poin tersebut adalah 96,3%, berdasarkan CME Fedwatch.
Data-data ekonomi AS terus mengonfirmasi bahwa The Fed memang harus mengetatkan kebijakan moneter. Pada Mei, laju inflasi di Negeri Paman Sam tercatat 2,8% secara year-on-year (YoY). Terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,5% YoY.
The Fed memiliki target untuk menjaga inflasi di kisaran 2% dalam jangka menengah. Dengan perekonomian AS yang terus menggeliat tentu akan menghasilkan dampak inflasi, sehingga perlu dijangkar melalui kebijakan moneter.
Cara paling ampuh adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. The Fed yang hampir pasti menaikkan suku bunga acuan membuat pelaku pasar mengambil posisi.
Mata uang dolar AS menjadi instrumen favorit investor saat ini. Investor memburu dolar AS karena saat suku bunga benar-benar naik mata nilai mata uang ini akan meningkat. Sebelum harganya makin mahal, investor pun memilih membeli dolar AS sekarang sehingga harga sudah naik terlebih dulu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular