Asia di Antara Pertemuan Trump-Kim vs Kenaikan Bunga The Fed

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 June 2018 08:50
Tarik-menarik sejumlah sentimen menyebabkan pelaku pasar masih bersikap hati-hati.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Asia bergerak variatif pagi ini. Tarik-menarik sejumlah sentimen menyebabkan pelaku pasar masih bersikap hati-hati. 

Pada Selasa (22/6/2018), indeks Nikkei 225 dibuka naik cukup signifikan 0,76% dan Kospi menguat 0,19%. Namun indeks Hang Seng dibuka turun 0,1%, Shanghai Composite tidak bergerak (0,00%), dan Straits Times juga melemah 0,09%. 

Sentimen positif di bursa saham Benua Kuning datang dari pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Hari ini, kedua pemimpin tersebut bertemu di Singapura. 

Salah satu yang diperkirakan menjadi pembahasan adalah denuklirisasi Semenanjung Korea. Aura perdamaian pun muncul, setelah puluhan tahun terjadi perang urat-syaraf. 

Namun, ada sentimen yang menyeret pasar ke zona merah yaitu antisipasi terhadap pertemuan Federal Open Market Commitee (FOMC). Bank Sentral AS, The Federal Reserve/The Fed, diperkirakan menaikkan suku bunga acuan ke 1,75-2%. Probabilitas kenaikan 25 basis poin ini adalah 96,3%, berdasarkan CME Fedwatch. 

Mengantisipasi kenaikan ini, investor pun memburu dolar AS. Dollar Index, yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama, pada pukul 08:45 WIB naik hingga 0,22%. 

Dolar AS memang diuntungkan dengan isu kenaikan suku bunga. Ketika suku bunga naik, maka nilai mata uang akan meningkat karena ekspektasi inflasi terjangkar. 

Oleh karena itu, investor memilih membeli dolar AS sekarang sebelum nilainya naik kala The Fed benar-benar menaikkan suku bunga. Akibatnya, dolar AS pun menguat dan pasar saham cenderung ditinggalkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/roy) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular