Trump Bertemu dengan Kim Jong Un, Harga Minyak Stabil

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
12 June 2018 10:56
Brent yang menjadi acuan di Eropa juga naik tipis 0,01% ke US$76,47/barel, pada perdagangan hari Selasa (12/06/2108).
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak jenis light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) menguat 0,15% ke US$66,2/barel, sementara brent yang menjadi acuan di Eropa juga naik tipis 0,01% ke US$76,47/barel, hingga pukul 10.00 WIB hari Selasa (12/06/2108).

Light sweet mampu melanjutkan performa positif di awal pekan, pasca pada perdagangan hari Senin (11/06/2018) ditutup menguat 0,55%. Pelaku pasar nampaknya menyambut baik pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura hari ini.

"Resolusi positif dari Singapura akan bullish untuk bursa," ucap Greg McKenna, chief market strategist dari AxiTrader, seperti dikutip dari CNBC International. Performa positif dari Wall Street biasanya memang mampu mengangkat harga minyak, seiring adanya indikasi membaiknya risk appetite investor.

Trump Bertemu dengan Kim Jong Un, Harga Minyak Stabil Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Meski demikian, secara fundamental, naiknya harga minyak terbatas oleh adanya indikasi peningkatan produksi dari tiga produsen utama dunia, yakni Rusia, AS, dan Arab Saudi. Produksi minyak Rusia  dilaporkan meningkat dari awalnya di bawah 11 juta barel per hari (bph) menjadi 11,1 juta bph pada awal Juni.

Sementara itu, produksi minyak mentah Negeri Paman Sam masih mencatatkan rekor baru di angka 10,8 juta bph. Arab Saudi juga memberitahu OPEC bahwa mereka menaikkan produksi minyaknya dari 9,9 juta bph di April menjadi 10 juta bph pada Bulan Mei.

"Hal ini sesuai dengan teori bahwa Saudi dan Rusia bergerak menuju perubahan kesepakatan pada pertemuan bulan ini,"tambah Mc Kenna, seperti dikutip dari CNBC International.

Seperti diketahui, sebelumnya OPEC (dipimpin oleh Arab Saudi) dan negara produsen non-OPEC (dipimpin oleh Rusia), telah sepakat melakukan pemangkasan produksi sejak awal 2017 lalu, dengan tujuan mengerek naik harga minyak dunia.

Seiring dengan ancaman kelangkaan pasokan, akibat terganggunya pasokan dari Venezuela dan Iran, kini kesepakatan tersebut nampaknya siap untuk dipugar, atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kepastian mengenai kebijakan OPEC dan mitranya ini akan muncul pada pertemuan tahunan OPEC pada 22 Juni mendatang di Vienna.


(hps) Next Article Aktivitas Pengeboran AS Meningkat, Harga Minyak Melandai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular