Demi Rp 69,39 T, Negara Ini Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 June 2018 14:31
Saat ini, sudah ada dua proposal yang diterima FIFA dari pihak-pihak yang tertarik menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.
Foto: REUTERS / Bobby Yip
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia sudah mendapat jatah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, dan Qatar telah dipastikan sebagai shahibul bait untuk Piala Dunia 2022. Namun untuk gelaran 2026 belum ada keputusan. 

Saat ini, sudah ada dua proposal yang diterima Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFA) dari pihak-pihak yang tertarik menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Dua proposal itu datang dari Maroko serta gabungan Amerika Serikat (AS)-Kanada-Meksiko. 

Dari negara-negara tersebut, AS dan Meksiko sudah berpengalaman menjadi tuan rumah. Negeri Sombrero menjadi penjamu pada episode 1970 dan 1986. Sementara Negeri Paman Sam adalah penyelenggara pada 1994. 

AS memang lumayan ngebet untuk menjadi tuan rumah untuk kali kedua. Berkat Piala Dunia 1994 Negeri Adidaya lebih mengenal sepakbola. Tanpa USA '94, mungkin Major League Soccer (MLS) tidak akan lahir. 

Piala Dunia 1994 juga sering disebut sebagai gelaran paling sukses secara finansial. Dari penyelenggaraan ajang ini, AS meraup untung sekitar US$50 juta (Rp 693,8 miliar dengan kurs saat ini). Bandingkan dengan Brasil, yang setelah Piala Dunia 2014 justru tekor miliaran dolar AS. 

Pada Piala Dunia 1994, jumlah penonton yang datang ke stadion mencapai 3,6 juta orang. Sementara dalam partai AS vs Brasil di perdelapan final, penonton di televisi mencapai 11 juta. 

Piala Dunia juga sedikit banyak berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Pada 1994, AS mencatat pertumbuhan ekonomi 4,04%. Ini merupakan yang tertinggi sejak 1988. Setelah gelaran Piala Dunia, pertumbuhan ekonomi AS melambat dan baru pulih pada 1997.

Demi Rp 69,39 T, Negara Ini Ingin Jadi Tuan Rumah Piala DuniaPertumbuhan ekonomi AS (Reuters)
AS sepertinya ingin mengulang lagi kisah manis ini. Oleh karena itu, AS kemudian menggandeng para tetangganya untuk mendaftar sebagai calon tuan rumah Piala Dunia 2026. 

Berdasarkan riset Boston Consulting Group (BCG), penyelenggaraan Piala Dunia 2026 di AS-Kanada-Meksiko akan membawa dampak ekonomi yang lumayan, yaitu lebih dari US$5 miliar (Rp 69,39 triliun). Masing-masing kota penyelenggara juga akan mendapat untung. 


"Berdasarkan riset BCG, menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 bisa mendatangkan dampak positif dalam jangka pendek mencapai lebih dari US$5 miliar. Termasuk menyerap 400.000 tenaga kerja dan lebih dari US$1 miliar (Rp 13,88 triliun) dampak lainnya," jelas keterangan tertulis di situs Asosiasi Sepakbola AS (US Soccer).
 

Studi BCG menyebutkan bahwa masing-masing kota penyelenggara diperkirakan menikmati dampak ekonomi netto sekitar US$90 juta-480 juta (Rp 1,25 triliun-6,66 triliun). Sementara dampak ekonomi brutonya adalah US$160 juta-620 juta (Rp 2,22 triliun-8,6 triliun). 

"Bersama-sama, kami merepresentasikan pasar ekonomi terbesar di dunia. Kami menawarkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan sosial, serta kemajuan sepakbola dunia," sebut Yon De Luisa, Direktur Penawaran dari Meksiko. 

Menurut studi Ipsos yang dilakukan pada Oktober 2017, masyarakat di tiga negara tersebut juga antusias jika Piala Dunia 2026 digelar di sana. Enam dari 10 responden atau 57% di AS menyatakan akan menonton langsung di stadion. Jumlah ini naik menjadi 78% di Meksiko. Sementara di Kanada, jumlahnya juga cukup dominan, yaitu 51%. 

Sejauh ini, AS-Kanada-Meksiko sudah siap dan begitu bernafsu untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Pesaing mereka adalah Maroko yang belum punya pengalaman. 

Jika tidak ada aral melintang, maka tiga negara ini berpotensi besar memenangkan hati FIFA. AS pun bisa mengulang memori indah USA '94...


TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/prm) Next Article Piala Dunia Dongkrak Ekonomi Rusia, Tapi Hanya Sementara

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular