
Pemerintah Ambil Utang Rp 11,7 T dari Lelang Obligasi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 June 2018 15:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melelang enam seri obligasi negara hari ini. Penawaran yang masuk tidak sebesar lelang sebelumnya, meski perolehan dana masih sesuai dengan target pemerintah.
Mengutip siaran tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Risiko dan Pembiayaan Kementerian Keuangan, Selasa (5/6/2018), berikut rincian Surat Berharga Negara (SBN) yang dilelang:
Dari penawaran tersebut, berikut rincian SBN yang dimenangkan pemerintah:
Bid to cover dalam lelang ini adalah 2,69 kali. Besaran di atas dua kali biasanya menggambarkan sebuah upaya penggalian dana cukup berhasil.
Tidak Istimewa
Namun secara umum, lelang kali ini dapat dikatakan tidak terlampau istimewa. Sebab, penawaran yang masuk tidak mampu mencapai lelang sebelumnya. Apalagi menyamai pencapaian awal tahun yang bisa lebih dari Rp 80 triliun.
Jumlah yang dimenangkan pun tidak terlalu jauh dari batas bawah target indikatif. Sementara bid to cover ratio juga hanya sedikit di atas dua kali.
Namun perlu dimaklumi, lelang hari ini memang tidak mudah. Pasar SBN sedang mengalami tekanan, sehingga investor yang masuk meminta premi yang agak mahal.
Ini terlihat dari yield yang dimenangkan pemerintah. Saat ini, yield pasar untuk FR0064 adalah 7,032% sementara rata-rata tertimbang dalam lelang kali ini adalah 7,06%.
Investor sepertinya cenderung keluar dari pasar SBN, mengingat reli yang sudah terjadi sejak 24 Mei. Hari ini memang menjadi momentum untuk ambil untung dari SBN.
Selain itu, ada pertanda awal dana-dana mulai mengalir ke Amerika Serikat (AS). Ini terlihat dari yield obligasi pemerintah AS yang turun meski sangat tipis.
Saat ini, yield obligasi AS tenor 10 tahun ada di 2,9369%. Turun sangat tipis dibandingkan kemarin yaitu 2,937%.
Pelaku pasar mulai mengambil posisi sembari menunggu pertemuan The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang. Apalagi kemungkinan besar The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 1,75-2%.
Ketika suku bunga di AS naik, maka aset-aset berbasis greenback akan semakin mahal, termasuk obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Oleh karena itu, investor memilih untuk memburu instrumen ini sebelum harganya naik.
Perkembangan ini membuat yield obligasi pemerintah AS mulai bergerak ke bawah karena harganya naik. Akibatnya, pasar SBN pun tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Mengutip siaran tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Risiko dan Pembiayaan Kementerian Keuangan, Selasa (5/6/2018), berikut rincian Surat Berharga Negara (SBN) yang dilelang:
- SPN12180906 (tenor 3 bulan), penawaran yang masuk Rp 4,96 triliun.
- SPN12190606 (tenor 1 tahun), penawaran yang masuk Rp 4,55 triliun.
- FR0063 (tenor 5 tahun), penawaran yang masuk Rp 6,86 triliun.
- FR0064 (tenor 10 tahun), penawaran yang masuk Rp 8,55 triliun.
- FR0065 (tenor 15 tahun), penawaran yang masuk Rp 3,6 triliun.
- FR0076 (tenor 30 tahun), penawaran yang masuk Rp 0,77 triliun.
![]() |
Dari penawaran tersebut, berikut rincian SBN yang dimenangkan pemerintah:
- SPN12180906 dimenangkan Rp 3 triliun, yield rata-rata tertimbang 5,29%.
- SPN12190606 dimenangkan Rp 0,7 triliun, yield rata-rata tertimbang 5,97%.
- FR0063 dimenangkan Rp 2,5 triliun, yield rata-rata tertimbang 6,79%.
- FR0064 dimenangkan Rp 3,15 triliun, yield rata-rata tertimbang 7,06%.
- FR0065 dimenangkan Rp 2,2 triliun, yield rata-rata tertimbang 7,45%.
- FR0076 dimenangkan Rp 0,15%, yield rata-rata tertimbang 7,84%.
Tidak Istimewa
Namun secara umum, lelang kali ini dapat dikatakan tidak terlampau istimewa. Sebab, penawaran yang masuk tidak mampu mencapai lelang sebelumnya. Apalagi menyamai pencapaian awal tahun yang bisa lebih dari Rp 80 triliun.
Jumlah yang dimenangkan pun tidak terlalu jauh dari batas bawah target indikatif. Sementara bid to cover ratio juga hanya sedikit di atas dua kali.
Namun perlu dimaklumi, lelang hari ini memang tidak mudah. Pasar SBN sedang mengalami tekanan, sehingga investor yang masuk meminta premi yang agak mahal.
Ini terlihat dari yield yang dimenangkan pemerintah. Saat ini, yield pasar untuk FR0064 adalah 7,032% sementara rata-rata tertimbang dalam lelang kali ini adalah 7,06%.
Investor sepertinya cenderung keluar dari pasar SBN, mengingat reli yang sudah terjadi sejak 24 Mei. Hari ini memang menjadi momentum untuk ambil untung dari SBN.
Selain itu, ada pertanda awal dana-dana mulai mengalir ke Amerika Serikat (AS). Ini terlihat dari yield obligasi pemerintah AS yang turun meski sangat tipis.
Saat ini, yield obligasi AS tenor 10 tahun ada di 2,9369%. Turun sangat tipis dibandingkan kemarin yaitu 2,937%.
Pelaku pasar mulai mengambil posisi sembari menunggu pertemuan The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang. Apalagi kemungkinan besar The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 1,75-2%.
Ketika suku bunga di AS naik, maka aset-aset berbasis greenback akan semakin mahal, termasuk obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Oleh karena itu, investor memilih untuk memburu instrumen ini sebelum harganya naik.
Perkembangan ini membuat yield obligasi pemerintah AS mulai bergerak ke bawah karena harganya naik. Akibatnya, pasar SBN pun tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular