Sesi 2, Saham Barang Konsumsi Jadi Bulan-Bulanan Investor

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 June 2018 15:50
Memasuki sesi 2, investor kian gencar melakukan aksi jual atas saham-saham barang konsumsi, dipicu oleh rilis data inflasi yang mengecewakan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki sesi 2, investor kian gencar melakukan aksi jual atas saham-saham barang konsumsi, dipicu oleh rilis data inflasi yang mengecewakan.

Sepanjang bulan Mei, inflasi Indonesia terekam di level 0,21% MoM, sementara inflasi secara YoY diumumkan di level 3,23%. Capaian ini lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia. Median dari proyeksi ekonom memperkirakan inflasi Mei akan berada di level 0,26% MoM dan 3,3% YoY.

Memang, dalam kondisi normal inflasi yang rendah akan memberikan suntikan energi bagi bursa saham. Namun, kini yang diharapkan investor adalah angka inflasi yang tinggi, khususnya jika disebabkan oleh dorongan permintaan yang kuat.

Rendahnya angka inflasi bulan Mei menunjukkan belum pulihnya konsumsi masyarakat Indonesia, terlepas dari adanya kehadiran bulan Ramadan. Biasanya, konsumsi masyarakat terkerek pada periode ini sehingga inflasi pun menanjak naik signifikan.

Sebelum data inflasi diumumkan, indeks saham sektor barang konsumsi berada di level 2467.18 (-0,2% dibandingkan penutupan hari Kamis, 31/5/2018). Kini, angkanya sudah berada di level 2.445,5 (-1,1%), menjadikannya sektor dengan kontribusi negatif terbesar bagi IHSG.

Konsumsi masyrakat Indonesia sepanjang tahun ini memang terbilang lemah. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator. Yang paling jelas, BPS mencatat bahwa konsumsi rumah tangga (komponen dari PDB) hanya mampu tumbuh sebesar 4,95% YoY pada kuartal-I 2018, tak jauh berbeda dengan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 4,94%. Padahal, konsumsi diharapkan menjadi penopang ekonomi Indonesia untuk dapat tumbuh sebesar 5,4% sesuai dengan target yang dipatok pemerintah dalam APBN 2018.

Beberapa saham sektor barang konsumsi yang dilepas investor pada perdagangan hari ini diantaranya: PT Mayora Indah Tbk/MYOR (-2,34%), PT Indofarma Tbk/INAF (-9,97%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-1,15%), PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk/BTEK (-6,96%), dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk/RMBA (-2,99%).

Investor asing pun ikut melakukan aksi jual atas saham-saham barang konsumsi. Dari deretan 10 besar saham yang dilepas investor asing, 3 diantaranya merupakan saham-saham dari emiten yang bergerak di sektor barang konsumsi, yakni PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (dilepas Rp 16,41 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 16,4 miliar), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 6,7 miliar).

Laju IHSG Bisa Tertahan

Aksi jual pada saham-saham barang konsumsi perlu dicermati oleh investor, sekalipun mereka tak bermain di saham-saham sektor ini. Pasalnya, saham-saham barang konsumsi berkontribusi sekitar 20% dari total kapitalisasi pasar IHSG, hanya kalah dari sektor perbankan yang menyumbang hingga sekitar 28%.

Jika harga saham-saham barang konsumsi terus melemah, laju IHSG dipastikan akan tertahan dan bisa membatasi pergerakan saham-saham di sektor lainnya.
(roy) Next Article Inflasi di Bawah Ekspektasi, Saham Barang Konsumsi Tertekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular