Inflasi di Bawah Ekspektasi, Saham Barang Konsumsi Tertekan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 June 2018 11:39
Investor kian gencar melepas saham-saham sektor barang konsumsi pasca rilis data inflasi yang baru saja diumumkan oleh BPS.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kian gencar melepas saham-saham sektor barang konsumsi pasca rilis data inflasi yang baru saja diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sepanjang bulan Mei, inflasi Indonesia terekam di level 0,21% MoM, sementara inflasi secara YoY diumumkan di level 3,23%.

Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia. Median dari proyeksi ekonom memperkirakan inflasi Mei akan berada di level 0,26% MoM dan 3,3% YoY.

Sebelum data inflasi diumumkan, indeks saham sektor barang konsumsi berada di level 2467.18 (-0,2% dibandingkan penutupan hari Kamis, 31/5/2018). Kini, angkanya sudah berada di level 2.463,42 (-0,36%), menjadikannya sektor dengan kontribusi negatif terbesar kedua bagi IHSG.

Beberapa saham sektor barang konsumsi yang dilepas investor diantaranya: PT Mayora Indah Tbk/MYOR (-2,34%), PT Indofarma Tbk/INAF (-9,97%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-1,15%), PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk/BTEK (-6,96%), dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk/RMBA (-2,99%).

Rendahnya angka inflasi memang menunjukkan belum pulihnya konsumsi masyarakat Indonesia, terlepas dari adanya kehadiran bulan Ramadan. Biasanya, konsumsi masyrakat terkerek pada periode ini sehingga inflasi pun menanjak naik signifikan.

Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen utama ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,95% YoY, tak jauh berbeda dengan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 4,94%. Padahal, konsumsi diharapkan menjadi penopang ekonomi Indonesia untuk dapat tumbuh sebesar 5,4% sesuai dengan target yang dipatok pemerintah dalam APBN 2018.
(ank/ank) Next Article Investor Asing Lepas Saham Barang Konsumsi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular