Sentimen Cenderung Netral, Harga Emas Naik Tipis

hps & Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
31 May 2018 12:27
Sentimen yang ada hari ini cenderung bersifat netral, sehingga penguatan harga sang logam mulia pun terbatas.
Foto: Dok ANTAM
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak stagnan cenderung menguat sebesar  0,08% ke US$1.307,6/troy ounce, hingga pukul 12.00 WIB hari ini. Sentimen yang ada hari ini cenderung bersifat netral, sehingga penguatan harga sang logam mulia pun terbatas.

Sentimen Cenderung Netral, Harga Emas Naik TipisFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Dari sisi positif, dolar AS yang tergelincir ke zona merah menjadi angin segar bagi pergerakan harga emas. Hingga pukul 12.00 WIB hari ini, indeks dolar AS, yang mengukur posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, terkoreksi hingga 0,11 ke 94,05%.

Pelemahan mata uang negeri Paman Sam dipengaruhi oleh Kementerian Perdagangan AS yang merevisi angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal I-2018 menjadi 2,2% quarter-to-quarter (QtQ), dari sebelumnya 2,3%. Pertumbuhan yang lebih lambat ini memberikan persepsi bahwa sepertinya ekonomi AS masih jauh dari potensi overheating.

Artinya, kemungkinan The Federal Reserve/The Fed masih tetap pada rencana awal yaitu tiga kali menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2018. Sepertinya belum ada kebutuhan untuk menaikkan suku bunga secara lebih agresif.

Data lainnya, ADP merilis angka penciptaan lapangan kerja non-pertanian AS periode Mei 2018 sebesar 178.000. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 163.000, tetapi lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan 191.000.

Dari data ini, pelaku pasar menilai pasar ketenagakerjaan belum pulih sepenuhnya. Oleh karena itu, lagi-lagi, belum cukup alasan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga sampai empat kali.   

Selain itu, perkembangan perang dagang AS-China juga masih menjadi perhatian investor. Gedung Putih berencana mengenakan bea masuk baru senilai US$ 50 miliar bagi produk asal China. Pemerintahan Presiden Donald Trump juga akan memperketat investasi yang berasal dari Negeri Tirai Bambu. Detil dari tarif bea masuk akan diumumkan pada 15 Juni, sementara kebijakan kontrol terhadap investasi asal China akan dirilis pada 30 Juni.

Beijing mengaku terkejut dengan pernyataan keras dari Gedung Putih. Pemerintah China pun merilis pernyataan yang tidak kalah garang.

"China mendesak AS agar bertindak sesuai kesepakatan bersama. China punya keyakinan, kemampuan, dan pengalaman untuk menjaga kepentingan nasional," sebut pernyataan Kementerian Perdagangan China.

Perkembangan ini tentu semakin menyulitkan kedua negara untuk mencapai titik temu. Investor was-was babak baru perang dagang akan terjadi, yang kemudian mampu mengancam perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global.  

Merespons sentimen tersebut, investor cenderung kembali menghindari aset-aset berisiko dan mengamankan dananya di instrumen safe haven. Buktinya selain emas, Jepang Yen juga bergerak naik 0,19% terhadap dolar AS, pada siang ini.

Namun, di sisi negatifnya, situasi politik Italia yang membaik juga membatasi penguatan harga emas. Gaduh politik di Italia mulai mereda kala Gerakan Bintang Lima mencoba membentuk koalisi pemerintahan dengan membatalkan pencalonan Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi. Sebelumnya, Gerakan Bintang Lima dan Liga mencalonkan Savona tetapi ditolak oleh Presiden Mattarella sehingga menciptakan ketidakpastian dalam upaya menyusun koalisi pemerintahan.

"Saya berharap kita bisa membentuk pemerintahan. Nanti kita lihat saja," ujar Salvini, Pemimpin Liga, seperti dikutip Reuters.

Selain itu, lelang obligasi pemerintah Italia juga berlangsung lancar, sehingga menghapuskan anggapan bahwa pelaku pasar sedang enggan masuk ke pasar Negeri Menara Pisa. Kemarin, Italia melelang dua seri obligasi yaitu tenor 5 tahun dan 10 tahun. 

Hasilnya cukup memuaskan, di mana Italia berhasil meraup dana 5,57 miliar euro. Angka ini berada dalam kisaran target indikatif pemerintah yaitu 3,75-6 miliar euro.

Dengan meredanya ketegangan politik di Negeri Pizza tersebut, pelaku pasar bisa kembali memasang posisi risk-off, dan kembali berani masuk ke instrumen berisiko. Situasi ini tentu, di sisi lain, akan mengurangi daya tarik emas sebagai instrumen safe haven.


Next Article Dolar AS Melunak, Harga Emas Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular