
Harga Tiga Saham Grup Lippo Lompat Tinggi pada Sesi I
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
30 May 2018 12:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham Grup Lippo naik kencang jelang penutupan sesi I. Saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan induk usahanya PT Multipolar Tbk (MLPL) tercatat membukukan kenaikan tertinggi.
Harga saham MPPA naik 22,67% ke level harga Rp 368/saham, dengan volume transaksi 30,53 miliar saham senilai Rp 10,97 miliar. Sementara saham MLPL naik 11,11% ke level harga Rp 140/saham.
Kedua perusahan baru saja menggelar paparan publik pada awal pekan lalu dan MPPA baru saja menunjuk direksi baru. MPPA baru saja menunjuk Fendi Santoro dan Andre Rumantir sebagai direktur. Sementara di jajaran komisari ada tiga orang baru, yaitu Roy Nicholas Mendey, Rudy Ramawy dan Henry J. Liando.
Kinerja MPPA pada 2017 kurang memuaskan, berdasarkan laporan keuangan perseroan yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia perseroan membukukan rugi bersih Rp 1,24 triliun, padahal pada 2016 perseroan masih mebukukan laba bersih Rp 38,48 miliar. Tekanan pada kinerja perseroan disebabkan kenaikan beban usaha yang mencapai 2,90% senilai Rp 11,56 triliun, dibandingkan pada 2016 senilai Rp 11,23 triliun.
Sementara itu, pendapatan perusahan pada tahun buku yang sama tercatat turun 7,13% menjadi Rp 12,56 triliun dibandingkan perolehan 2016 senilai Rp 13,53 triliun. Perseroan juga membukukan kenaikan nilai utang atau lialibilitas yang naik 16,27% menjadi Rp 3,88 triliun dari Rp 3,33 triliun.
Sementara itu, nilai ekuitas perseroan turun dalam sebesar 51,67% menjadi Rp 1,17 dari Rp 2,43 triliun.
Kinerja kurang memuaskan juga dibukukan MLPL, perseroan mencatatkan rugi bersih Rp 1,2 triliun. Padahal tahun 2016 MLPL mencatatkan laba bersih Rp 325,5 miliar.
Kerugian MLPL disebabkan oleh kerugian yang dicatatkan anak usaha PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT First Media Tbk (KBLV) serta beberapa anak usaha dan entitas asosiasi.
Tahun 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri ritel nasional. Penurunan tingkat konsumsi dirasakan oleh sebagian besar pengusaha ritel, tidak terkecuali MPPA, yang membukukan penjualan sebesar Rp 12,6 triliun pada tahun 2017.
Selain dua saham tersebut, saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) juga naik tinggi 4,52% ke level harga Rp 2.300/saham. Saham LPCK ditransaksikan sebanyak 8,86 juta saham senilai Rp 20,48 miliar.
LPCK merupakan pengembang mega proyek Meikarta, melalui anak usahanya PT Mahkota Sentosa Utama. Saham LPCK dimiliki LPKR hingga 54%.
Sebelumnya sempat bereda rumor yang menyebutkan kontraktor pembangunan Meikarta berhenti mengerjakan proyek tersebut. Lalu, Grup Lippo dikabarkan melepas sebagian kepemilikan atas proyek tersebut.
Lalu CEO sekaligus pemilik Lippo Group Jame Riady membantah menjual proyek Meikarta. Dia menegaskan dari awal proyek Meikarta dikembangkan Lippo melalui skema kemitraan dengan berbagai investor.
(hps) Next Article Likuiditas Lemah & Rating Turun, Begini Arah Gerak LPKR
Harga saham MPPA naik 22,67% ke level harga Rp 368/saham, dengan volume transaksi 30,53 miliar saham senilai Rp 10,97 miliar. Sementara saham MLPL naik 11,11% ke level harga Rp 140/saham.
Kedua perusahan baru saja menggelar paparan publik pada awal pekan lalu dan MPPA baru saja menunjuk direksi baru. MPPA baru saja menunjuk Fendi Santoro dan Andre Rumantir sebagai direktur. Sementara di jajaran komisari ada tiga orang baru, yaitu Roy Nicholas Mendey, Rudy Ramawy dan Henry J. Liando.
Sementara itu, pendapatan perusahan pada tahun buku yang sama tercatat turun 7,13% menjadi Rp 12,56 triliun dibandingkan perolehan 2016 senilai Rp 13,53 triliun. Perseroan juga membukukan kenaikan nilai utang atau lialibilitas yang naik 16,27% menjadi Rp 3,88 triliun dari Rp 3,33 triliun.
Sementara itu, nilai ekuitas perseroan turun dalam sebesar 51,67% menjadi Rp 1,17 dari Rp 2,43 triliun.
Kinerja kurang memuaskan juga dibukukan MLPL, perseroan mencatatkan rugi bersih Rp 1,2 triliun. Padahal tahun 2016 MLPL mencatatkan laba bersih Rp 325,5 miliar.
Kerugian MLPL disebabkan oleh kerugian yang dicatatkan anak usaha PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT First Media Tbk (KBLV) serta beberapa anak usaha dan entitas asosiasi.
Tahun 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri ritel nasional. Penurunan tingkat konsumsi dirasakan oleh sebagian besar pengusaha ritel, tidak terkecuali MPPA, yang membukukan penjualan sebesar Rp 12,6 triliun pada tahun 2017.
Selain dua saham tersebut, saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) juga naik tinggi 4,52% ke level harga Rp 2.300/saham. Saham LPCK ditransaksikan sebanyak 8,86 juta saham senilai Rp 20,48 miliar.
LPCK merupakan pengembang mega proyek Meikarta, melalui anak usahanya PT Mahkota Sentosa Utama. Saham LPCK dimiliki LPKR hingga 54%.
Sebelumnya sempat bereda rumor yang menyebutkan kontraktor pembangunan Meikarta berhenti mengerjakan proyek tersebut. Lalu, Grup Lippo dikabarkan melepas sebagian kepemilikan atas proyek tersebut.
Lalu CEO sekaligus pemilik Lippo Group Jame Riady membantah menjual proyek Meikarta. Dia menegaskan dari awal proyek Meikarta dikembangkan Lippo melalui skema kemitraan dengan berbagai investor.
(hps) Next Article Likuiditas Lemah & Rating Turun, Begini Arah Gerak LPKR
Most Popular