Harga Minyak Anjlok Respons Kenaikan Produksi Arab Saudi

Houtmand P Saragih & Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
30 May 2018 11:37
Penurunan indeks saham utama di Amerika Serikat (AS) kemarin juga menjadi pemberat tambahan bagi harga sang emas hitam.
Foto: REUTERS/Andy Buchanan
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak masih tertekan hebat seiring Rusia dan Arab Saudi berencana untuk menggenjot produksi minyak mentahnya. Selain itu, jatuhnya indeks saham utama di Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin juga menjadi beban tambahan bagi harga sang emas hitam.

Harga minyak jenis brent kontrak pengiriman Juli 2018 terkoreksi 0,6% ke level US$74,94/barel hingga pukul 10.30 WIB pagi ini, sementara light sweet kontrak pengiriman Juli 2018 juga bergerak turun sebesar 0,28% ke US$66,54/barel.

Dengan pergerakan ini, harga minyak dunia melanjutkan tren negatifnya sejak pekan lalu. Bahkan, lightsweet yang menjadi acuan di AS sudah menyentuh titik terendah sejak pertengahan April 2018.

Harga Minyak Jatuh Semakin Dalam Respon Anjloknya Wall StreetFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Rusia dan Arab Saudi telah berdiskusi pada hari Jumat (25/4/2018), dan merencanakan peningkatan produksi minyak mentah anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-OPEC sebesar 1 juta barel per hari (bph). Kebijakan itu dicanangkan dalam rangka mendinginkan harga minyak yang melambung akibat disrupsi pasokan di Venezuela dan Iran.

Sentimen negatif lainnya bagi dinamika harga minyak adalah tiga indeks utama Wall Street yang jatuh pada perdagangan kemarin. Sebagai catatan, pada perdagangan Selasa (29/5/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1,58%, S&P 500 turun 1,16%, dan Nasdaq berkurang 0,5%.

Performa Wall Street yang negatif banyak dipengaruhi oleh krisis politik di Italia yang sedang berkembang, serta aroma perang dagang AS-China yang kembali semerbak.

Meski demikian, pelemahan harga minyak hari ini agak terbatas oleh ekspektasi jatuhnya cadangan minyak mentah AS pada pekan lalu. Berdasarkan konsensus yang dihimpun Reuters, cadangan minyak Negeri Paman Sam diestimasikan menurun sebesar 1,8 juta barel dalam sepekan hingga tanggal 25 Mei 2018.

Data cadangan minyak mentah resmi dari Pemerintah AS akan diumumkan pada besok Kamis (31 Mei 2018) pukul 22.00 WIB. Apabila penurunan cadangan minyak mentah AS menjadi kenyataan, harga minyak berpotensi besar memutus tren pelemahannya.

Harapan lainnya bagi harga minyak adalah analis dari Credit Suisse yang menyatakan bahwa meski Rusia dan OPEC meningkatkan produksi, mereka hanya akan menambah pasokan global sekitar 500.000 bph, seperti dikutip dari CNBC International pada hari Selasa (29/5/2018). Jumlah sebesar itu dinilai tidak akan berdampak cukup signifikan, dan tetap membuat cadangan minyak di negara-negara maju lebih rendah dari rata-rata 5 tahun terakhir, pada akhir 2018. 


Next Article Aktivitas Pengeboran AS Meningkat, Harga Minyak Melandai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular