'Jika Bunga Acuan BI Naik Lagi, Rupiah Bisa Lebih Kuat'

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
29 May 2018 06:20
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) untuk kedua kalinya di bulan ini diperkirakan mampu meredam tekanan eksternal
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) untuk kedua kalinya di bulan ini diperkirakan mampu meredam tekanan eksternal yang selama ini berdampak terhadap nilai tukar. Khususnya, antisipasi dari kenaikan Fed Fund Rate (FFR).

"Kami berpikir, bahwa kenaikan [suku bunga acuan BI] total 50 bps tahun ini cukup baik untuk mengelola dampak FFR, serta di level yang cukup menguntungkan," kata Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/5/2018).

"Oleh karena itu, kami masih mempertahankan perkiraan kami [suku bunga acuan BI] di 4,75% dalam satu tahun penuh, dan di 5% pada 2019," tambah dia.

Dalam Rapat Dewan Gubernur BI pertengahan April lalu, Agus Martowardojo yang pada saat itu masih mejabat sebagai gubernur BI memutuskan untuk menaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral sebesar 25 bps menjadi 4,5%.

Meski demikian, kenaikan tersebut tidak cukup direspons positif oleh investor'. Alhasil, instrumen suku bunga tak mampu berbuat banyak meredam keperkasaan dolar AS, yang pada akhirnya membuat nilai tukar rupiah semakin terpuruk.

Namun di bawah komando Perry Warjiyo, akhir bulan ini BI mengagendakan Rapat Dewan Gubernur insidentil sebagai respons cepat untuk mengantisipasi kenaikan FFR. Menurut Andry, peluang BI menaikkan bunga acuan terbuka lebar pada rapat tambahan ini.

"Kami melihat BI akan menaikkan lagi 25 bps pada Rabu ini sebagai langkah pre emptive menjelang kenaikan suku bunga berikutnya. Ini lebih cepat dari perkiraan kami yang sebelumnya di kuartal IV-2018," kata Andry.

Hal senada turut dikemuakan Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurut dia, kenaikan suku bunga acuan bank sentral bisa menahan laju pembalikan arus modal asing dari dalam negeri, yang dalam beberapa bulan ini terjadi.

"Pasar cenderung sudah priced in dengan potensi kenaikan suku bunga acuan BI, dimana sentimen pasar membaik dikonfirmasi oleh penguatan nilai tukar rupiah di bawah level Rp 14.000/US$, serta penurunan imbal hasil SUN," jelasnya.


(dru) Next Article Tahan Bunga Acuan 6%, BI Keluarkan 6 Kebijakan 'Akomodatif'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular