Internasional

ECB: Obligasi AS Risiko Terbesar Untuk Pasar Global

Roy Franedya, CNBC Indonesia
25 May 2018 12:05
Imbal hasil obligasi AS terus meningkat ke level tertinggi sebagai antisipasi kenaikan suku bunga The Fed.
Foto: REUTERS/Ralph Orlowski
Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi koreksi dalam di pasar keuangan membuat Wakil Presiden Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) Vitor Constancio terjaga hingga larut malam membahas kembali laporan stabilitas jasa keuangan dua tahunan atau financial stability report (FSR).

"Risiko utama dalam stabilitas sistem keuangan adalah koreksi di pasar keuangan, khususnya di pasar obligasi," ujar Vitor Constancio kepada CNBC International, Kamis (24/5/2018). "Tekanan ini mungkin datang dari yield (imbal hasil) obligasi AS tenor 10 tahun yang terus meningkat dan menyentuh 3%," katanya.

"Tentu saja ini memiliki konsekuensi pada nilai tukar dolar, yang kemudian mempengaruhi pasar negara berkembang. Itu adalah risiko utama stabilitas keuangan di seluruh dunia, dengan konsekuensi untuk (wilayah euro) juga."

Imbal hasil obligasi AS terus meningkat ke level tertinggi sebagai antisipasi kenaikan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve, yang merupakan bagian dari rencana normalisasi kebijakan. Pada bulan Mei ini dolar AS sudah menguat 4,2% terhadap enam mata uang utama dunia.

Melukai pasar negara berkembang

Dolar yang terus menguat membuat peminjaman dan pembiayaan menjadi lebih mahal untuk pasar negara berkembang, terutama bagi negara yang memiliki utang dolar dalam jumlah besar. Pengamat pasar khawatir hal ini akan menggangu pertumbuhan ekonomi global.

"Kami prihatin dengan dampaknya secara keseluruhan yang dapat memicu ketidakstabilan sektor keuangan," kata Victor Constancio, ekonom Portugal yang telah menjabat sebagai wakil presiden ECB sejak 2010.

"Untungnya kondisi di kawasan Eropa jauh lebih kuat daripada sebelum krisis."

Dia menghubungkan pernyataannya ini dengan kondisi negara-negara kawasan Uni Eropa yang menikmati surplus anggaran dan sektor perbankan yang secara signifikan telah diperkuat.

FSR ECB menyimpulkan stabilitas keuangan di kawasan Uni Eropa telah "tetap menguntungkan," tetapi menunjukkan adanya risiko jatuhnya harga aset global, melemahnya profitabilitas perbankan, risiko likuiditas di sektor dana investasi, dan kekhawatiran atas utang publik dan swasta.



(prm) Next Article Yield Obligasi Acuan AS Bisa Sentuh 3,5% Sebelum Akhir 2018

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular