Respons Ikhtisar Rapat The Fed, Harga Emas Menguat

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
24 May 2018 14:20
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Juni 2018 bergerak naik 0,3% ke US$1.293,50/troy ounce, hingga pukul 13.00 WIB hari ini.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Juni 2018 bergerak naik 0,3% ke US$1.293,50/troy ounce, hingga pukul 13.00 WIB hari ini. Harga sang logam mampu rebound dari pelemahan kemarin, didorong oleh sikap The Federal Reserve/The Fed yang cenderung dovish terkait peningkatan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif.

Respon Ikhtisar Rapat The Fed, Harga Emas Menguat


Dalam ikhtisar rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Mei 2018 yang dirilis hari ini, terungkap bahwa para pejabat bank sentral AS menilai belum ada potensi overheating dalam perekonomian. Masih belum ada cukup bukti bahwa pasar tenaga kerja sudah pulih sepenuhnya sehingga bisa menimbulkan tekanan inflasi.

Namun, The Fed tetap menegaskan bahwa apabila pemulihan ekonomi AS terus berlangsung maka sudah saatnya untuk menghapus kata 'akomodatif' dalam kebijakan moneter. Artinya, kenaikan suku bunga secara gradual tetap akan ditempuh.

"Dalam waktu dekat, sudah saatnya untuk menaikkan suku bunga apabila data dan informasi mendukung ke arah pemulihan ekonomi," sebut ikhtisar rapat The Fed.

Pelaku pasar nampaknya menyimpulkan bahwa The Fed kemungkinan besar akan menaikkan lagi suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan. Akan tetapi untuk jumlah kenaikan apakah tiga atau empat kali sepanjang 2018, sepertinya baru terlihat jelas dalam minutes of meeting berikutnya.

Perkembangan ini memunculkan persepsi bahwa tanda-tanda kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif di tahun ini belum terlihat. Investor pun mulai melepas mata uang negeri Paman Sam, menunggu pertemuan The Fed pada Juni mendatang. Hal ini terlihat dari Dollar Index, yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang dunia, melemah sebesar 0,13% hingga pukul 13.00 WIB siang ini.

Penguatan harga sang logam mulia hari ini juga didukung oleh perkembangan perang dagang AS-China yang ternyata tidak semulus perkiraan. Hal ini dipicu oleh komentar Presiden AS Donald Trump yang menyatakan kurang puas dengan perkembangan negosiasi perdagangan antara kedua raksasa ekonomi tersebut.

"Tidak, tidak terlalu," ujar Trump menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah dirinya puas terhadap perkembangan negosiasi perdagangan dengan Beijing. Namun eks pembawa acara reality show The Apprentice itu menambahkan bahwa pembicaraan dengan China baru tahap awal sehingga masih ada peluang perbaikan ke depan.

Meski begitu, komentar Trump dianggap sudah merefleksikan bahwa negosiasi antar kedua pihak sejatinya tak berjalan mulus. Ada banyak ketidaksepahaman antar kedua negara yang bisa berujung pada pemberlakuan kembali bea masuk yang sebelumnya sudah ditangguhkan.

Yang teranyar, Trump berkomentar bahwa kesepakatan yang sedang disusun saat ini terlalu sulit dijalankan sehingga dibutuhkan struktur yang baru. "Kesepakatan dagang kami dengan China berjalan dengan baik. Akan tetapi, pada akhirnya mungkin kita butuh struktur yang baru karena yang sekarang sulit untuk dijalankan," tegas Trump dalam cuitannya di Twitter.

Tidak hanya soal perdagangan, komentar Trump soal perkembangan pembicaraan dengan Korea Utara pun membuat pasar cemas. Trump dijadwalkan untuk bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura pada 12 Juni mendatang, tetapi ada kemungkinan dibatalkan.

"Ada peluang besar itu tidak akan terjadi (pertemuan dengan Kim), dan itu tidak masalah. Mungkin ini tidak akan terjadi pada 12 Juni, tetapi bukan berarti tidak akan pernah. Tetap ada peluang kami akan bertemu," tutur Trump.

Trump menambahkan, keputusan pasti soal pertemuan dengan Korea Utara akan dikeluarkan secepatnya. "Korea Utara punya peluang untuk menjadi negara besar, dan mereka seharusnya mengambil peluang itu," ujarnya.

Perkembangan ini lagi-lagi menimbulkan ketidakpastian. Pelaku pasar yang sudah punya harapan tinggi terhadap perdamaian di Semenanjung Korea dan berakhirnya perang dagang, kini dibuat gusar. Permintaan emas sebagai instrumen safe haven pun terstimulasi, dan akhirnya mendukung penguatan harga komoditas ini. 




(RHG/RHG) Next Article Dolar AS Melunak, Harga Emas Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular