
Internasional
Inflasi Inggris di April Terendah dalam 13 Bulan
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
23 May 2018 17:29

London, CNBC Indonesia - Angka inflasi tahunan Inggris menurun menjadi 2,4% di bulan April yang merupakan level terendahnya sejak Maret 2017, menurut data resmi pemerintah yang diumumkan hari Rabu (23/5/2018).
Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Maret tercatat 2,5%, kata Kantor Statistik Nasional (ONS) dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP.
Beberapa analis telah memperkirakan inflasi tidak akan berubah bulan lalu namun penurunan harga tiket pesawat membantu angka inflasi ikut turun.
Di saat inflasi menurun dalam beberapa bulan terakhir dan pertumbuhan ekonomi Inggris melambat secara tajam di tengah pembicaraan Brexit yang alot, bank sentral Inggris, Bank of England (BOE), memutuskan tidak menaikkan suku bunganya awal bulan ini.
Namun, dengan kenaikan harga minyak dan pelemahan poundsterling, risiko inflasi diperkirakan akan semakin meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
"Lonjakan harga minyak telah mulai memukul tempat-tempat pengisian bahan bakar, mendorong naik biaya hidup bagi konsumen dan bisnis di Inggris," kata Kevin Doran, investment officer di AJ Bell.
"Sebagai tambahan, lemahnya pound akan mendorong naik biaya bagi banyak perusahaan Inggris yang pada akhirnya akan tersalurkan ke konsumen Inggris berbulan-bulan ke depan."
Mata uang Inggris itu telah terdepresiasi dalam beberapa minggu terakhir sebagian akibat proyeksi BOE yang tidak akan buru-buru menaikkan suku bunganya. Data inflasi terbaru ini juga membuat pelemahan tersebut berlanjut.
(prm) Next Article Inflasi Inggris Sentuh Level Terendah dalam 15 Bulan
Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Maret tercatat 2,5%, kata Kantor Statistik Nasional (ONS) dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP.
Beberapa analis telah memperkirakan inflasi tidak akan berubah bulan lalu namun penurunan harga tiket pesawat membantu angka inflasi ikut turun.
Namun, dengan kenaikan harga minyak dan pelemahan poundsterling, risiko inflasi diperkirakan akan semakin meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
"Lonjakan harga minyak telah mulai memukul tempat-tempat pengisian bahan bakar, mendorong naik biaya hidup bagi konsumen dan bisnis di Inggris," kata Kevin Doran, investment officer di AJ Bell.
"Sebagai tambahan, lemahnya pound akan mendorong naik biaya bagi banyak perusahaan Inggris yang pada akhirnya akan tersalurkan ke konsumen Inggris berbulan-bulan ke depan."
Mata uang Inggris itu telah terdepresiasi dalam beberapa minggu terakhir sebagian akibat proyeksi BOE yang tidak akan buru-buru menaikkan suku bunganya. Data inflasi terbaru ini juga membuat pelemahan tersebut berlanjut.
(prm) Next Article Inflasi Inggris Sentuh Level Terendah dalam 15 Bulan
Most Popular