Investor Asing 'Mudik' ke AS, Yield SBN Tembus 7,5%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 May 2018 10:55
Keluarnya investor asing menjadi penyebab tekanan di pasar obligasi.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi negara masih dalam tren naik, bahkan untuk tenor 10 tahun sudah menembus kisaran 7,5%. Keluarnya investor asing menjadi penyebab tekanan di pasar obligasi. 

Pada Rabu (23/5/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri FR0064 berada di 7,518% atau naik dari posisi kemarin yaitu 7,493%. Yield hari ini merupakan yang tertinggi sejak Maret tahun lalu. 

Yield SBN 10 tahun (Reuters)

Kenaikan yield menunjukkan harga SBN sedang turun. Ketika harga turun, artinya  permintaan terhadap investor ini sedang sepi atau bahkan tengah terjadi aksi jual. 

Investor asing memang sedang cenderung melepas SBN. Bahkan kini investor asing sudah mencatat jual bersih Rp 8,4 triliun sejak awal tahun. 

DJPPR Kemenkeu
Sepertinya investor asing tengah mudik ke Amerika Serikat (AS). Ini terlihat dari apresiasi dolar AS dan penurunan yield obligasi negara di Negeri Paman Sam. 

Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama, saat ini menguat 0,10%. Sementara yield obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di 3,0523%, turun dibandingkan kemarin yaitu 3,056%. 

Yield obligasi AS 10 tahun vs Dollar Index (Reuters)
AS sedang menjadi primadona investor jelang rilis ikhtisar rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Mei 2018. The Fed memang menahan suku bunga acuan di 1,5-1,75% dalam pertemuan itu, tetapi pasar ingin mencermati setiap kata yang dilontarkan para pejabat bank sentral AS tersebut. 

Pelaku pasar ingin mencari petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan. Di tengah positifnya data-data perekonomian AS, investor tentu penasaran apakah The Fed mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga secara agresif agar tidak terjadi overheating. 

Jika sampai ada petunjuk ke arah sana, maka dolar AS akan semakin perkasa. Oleh karena itu, investor kemudian memburu dolar AS dan aset-aset berbasis mata uang tersebut untuk mengambil posisi sebelum nantinya greenback semakin mahal. 

TIM RISET CNBC INDONESIA




(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular