Lelang Surat Utang Ramai Peminat, Pemerintah Serap Rp 15 T

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2018 15:58
Rupiah Menguat, Lelang Obligasi Semarak
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Perkembangan lelang ini jauh membaik dibandingkan lelang-lelang sebelumnya. Permintaan yang meningkat menandakan pasar SBN mulai pulih dari tekanan. 

Bahkan pemerintah berhasil menjual SBN dengan yield di bawah harga pasar. Untuk FR0064, yield di pasar saat ini ada di 7,494% tetapi pemerintah bisa menjual di angka 7,47%. Artinya minat investor sedang tinggi sehingga mereka rela mengambil dengan yield lebih rendah. 

Pemerintah Lelang Surat Utang, Ambil Rp 15 T Yield SBN 10 tahun (Reuters)
 
Salah satu penyebab kembalinya minat investor adalah penguatan rupiah. Pada pukul 15:36 WIB, dolar AS berada di Rp 14.135. Rupiah berhasil menguat 0,32%. Saat rupiah menguat, maka memegang aset berbasis mata uang ini menjadi menguntungkan karena nilainya naik. 

Selain itu, investor juga membutuhkan 'pelarian' dari pasar valas setelah berhari-hari memburu mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Hari ini dolar AS bergerak melemah akibat investor mulai mencairkan keuntungannya. 

Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama, saat ini melemah 0,34%. Indeks ini sudah menguat 0,15% dalam seminggu terakhir dan 3,37% dalam sebulan ke belakang, sehingga cukup menggoda investor untuk segera merealisasikan keuntungannya. 

Selain itu, pelemahan dolar AS juga disebabkan oleh 'gencatan senjata' AS-China dalam perang dagang. Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, sepakat untuk menghentikan saling balas tarif bea masuk selagi pembicaraan dengan Beijing berlangsung. 

"Kami menahan diri untuk tidak melakukan perang dagang. Saat ini, kami sepakat untuk tidak lagi saling menaikkan tarif selagi pembahasan kerangka kerja yang lebih substansial," ungkap Mnuchin akhir pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters. 

Beijing pun sudah tidak lagi panas. Lu Kang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan kesepakatan kedua negara merupakan solusi yang terbaik. "China tidak pernah mengharapkan peningkatan tensi dengan AS, baik dalam perdagangan atau bidang lainnya," sebut Lu.  

Seiring kekhawatiran perang dagang yang semakin sirna, investor pun mulai kembali berani bermain dengan aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Pasar SBN pun turut menerima berkahnya. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular