
Beda RI yang Sekarang dan Dahulu di Mata sang Gubernur BI
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 May 2018 12:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia yang dahulu sangat berbeda dengan sekarang dalam konteks ketahanan ekonominya. Lembaga pemeringkat internasional pun sudah mengakui rating Indonesia berada di posisi yang baik.
Demikian disampaikan Gubernur BI Agus Martowardojo saat Rapat Kerja dengan DPR Komisi XI di Gedung DPR, Selasa (22/5/2018).
"Indonesia sekarang itu, rating agency sudah endorse Indonesia sama seperti tahun 1997-1998. Malah lebih baik satu tingkat. [...] Jadi, Ibu, Bapak sekalian ada dukungan untuk komunikasikan publik, jangan kira Indonesia dalam kondisi lemah. Indonesia lebih baik dari sebelumnya. Belum pernah kita seperti ini," kata Agus.
Lebih jauh ia menjelaskan, tingkat inflasi terus terkendali. Sekarang ada di 3,4% pada April 2018.
"Tiga tahun terakhir senantiasa di dalam range inflasinya," tegas Agus.
"Kemudian, nilai tukar lima tahun terakhir terjaga volatilitasnya di bawah 12%. Angka target yang merupakan praktik terbaik digunakan negara berkembang," imbuh Agus.
Selain itu, Agus menambahkan saat ini koordinasi dengan pemerintah untuk menghadapi kondisi yang luar biasa senantiasa terus dilakukan. Bahkan, sambung Agus, BI juga memiliki bauran kebijakan yang mampu cegah akumulasi risiko.
(dru/prm) Next Article Gubernur BI : Fluktuasi Rupiah Masih Dalam Tahap Wajar
Demikian disampaikan Gubernur BI Agus Martowardojo saat Rapat Kerja dengan DPR Komisi XI di Gedung DPR, Selasa (22/5/2018).
"Indonesia sekarang itu, rating agency sudah endorse Indonesia sama seperti tahun 1997-1998. Malah lebih baik satu tingkat. [...] Jadi, Ibu, Bapak sekalian ada dukungan untuk komunikasikan publik, jangan kira Indonesia dalam kondisi lemah. Indonesia lebih baik dari sebelumnya. Belum pernah kita seperti ini," kata Agus.
"Tiga tahun terakhir senantiasa di dalam range inflasinya," tegas Agus.
"Kemudian, nilai tukar lima tahun terakhir terjaga volatilitasnya di bawah 12%. Angka target yang merupakan praktik terbaik digunakan negara berkembang," imbuh Agus.
Selain itu, Agus menambahkan saat ini koordinasi dengan pemerintah untuk menghadapi kondisi yang luar biasa senantiasa terus dilakukan. Bahkan, sambung Agus, BI juga memiliki bauran kebijakan yang mampu cegah akumulasi risiko.
Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997-1998. Krisis yang paling parah sepanjang orde baru ini ditandai dengan merosotnya kurs rupiah terhadap dolar yang luar biasa.
Pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto kala itu harus lengser di tengah tekanan publik melalui kerusuhan.
Secara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui krisis tersebut merupakan yang terdahsyat.
"20 tahun lalu pernah alami krisis yang sangat dahsyat disebabkan oleh sektor keuangan yang rapuh," katanya di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto kala itu harus lengser di tengah tekanan publik melalui kerusuhan.
Secara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui krisis tersebut merupakan yang terdahsyat.
"20 tahun lalu pernah alami krisis yang sangat dahsyat disebabkan oleh sektor keuangan yang rapuh," katanya di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
(dru/prm) Next Article Gubernur BI : Fluktuasi Rupiah Masih Dalam Tahap Wajar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular