
Di Masa Akhir Jabatan, Ini Pesan Agus Marto untuk BI
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 May 2018 11:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Agus Martowardojo segera meninggalkan kursi jabatan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Kamis (25/5/2018). Ia pun menyampaikan pesan khusus kepada lembaga independen BI di depan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik, BI harus berubah dan menyesuaikan diri terhadap suasana environment yang baru. Kontribusi BI dalam memelihara stabilitas ekonomi harus dioptimalkan," kata Agus dalam Rapat Pertanggungjawaban Masa Jabatannya ke DPR, Komisi XI, Selasa (22/5/2018).
"BI tidak boleh jadi bank sentral yang biasa-biasa saja. Kita harus jadi bank sentral yang dihormati di regional," imbuhnya.
Agus bercerita tentang awal masa jabatannya sebagai BI-1. Ketika itu, Ia dihadapkan pada tingkat inflasi pada 2013 yang mencapai 8,38%.
"Namun dalam tiga tahun belakangan, inflasi tetap mampu terkendali hingga 3%. Dan kemudian tingkat tersebut sudah sejalan dengan negara ASEAN lainnya," kata Agus.
Menurutnya, BI harus menaikkan bunga acuan dan mengambil langkah kebijakan yang tidak populis.
"Pada tingkat bunga 5,75% kita naikkan jadi 7,5%. Kami bersyukur langkah ini sangat efektif sejalan dengan langkah stabilisasi yang dilakukan," terangnya.
"Kemudian kita juga bersyukur, Indonesia tak masuk lagi ke fragile five," kata dia.
(dru) Next Article Gubernur BI : Fluktuasi Rupiah Masih Dalam Tahap Wajar
"Di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik, BI harus berubah dan menyesuaikan diri terhadap suasana environment yang baru. Kontribusi BI dalam memelihara stabilitas ekonomi harus dioptimalkan," kata Agus dalam Rapat Pertanggungjawaban Masa Jabatannya ke DPR, Komisi XI, Selasa (22/5/2018).
"BI tidak boleh jadi bank sentral yang biasa-biasa saja. Kita harus jadi bank sentral yang dihormati di regional," imbuhnya.
"Namun dalam tiga tahun belakangan, inflasi tetap mampu terkendali hingga 3%. Dan kemudian tingkat tersebut sudah sejalan dengan negara ASEAN lainnya," kata Agus.
Menurutnya, BI harus menaikkan bunga acuan dan mengambil langkah kebijakan yang tidak populis.
"Pada tingkat bunga 5,75% kita naikkan jadi 7,5%. Kami bersyukur langkah ini sangat efektif sejalan dengan langkah stabilisasi yang dilakukan," terangnya.
"Kemudian kita juga bersyukur, Indonesia tak masuk lagi ke fragile five," kata dia.
(dru) Next Article Gubernur BI : Fluktuasi Rupiah Masih Dalam Tahap Wajar
Most Popular