
Fokus Investor
Utang Pemilik 7-Eleven Lebihi Aset, Perusahaan Rokok Akan IPO
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 May 2018 08:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhatian investor kembali tertuju pada aksi korporasi yang dilakukan emiten hari Senin (21/5/2018).
Berikut adalah aktivitas emiten yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia.
1. PTBA Targetkan Peningkatan Kapasitas Produksi
2. Tawarkan Saham Baru, BSDE Incar Dana Rp 3,27 Triliun
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berencana mencari dana segar melalui penerbitan saham baru melalui skema tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Rencananya dana segar tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha dan entitas anak.
4. Tambah Modal Kerja, WOMF Terbitkan Obligasi Rp 800 M iliar
5. Satu Perusahaan Rokok Akan IPO, Targetkan Dana Rp 1 Triliun
6. Suntikan Dana Rp 142 M dari Investor Strategis untuk Bank Yudha
PT Bank Yudha Bhakti berencana melakukan penerbitan saham tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan untuk mengembangkan usaha.
Melalui keterbukaan informasi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor perusahaan, atau sebanyak 469,5 juta saham, dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dalam prospektus disebutkan harga pelaksana ditetapkan pada harga Rp 303/saham. Dari total saham baru yang diterbitkan tersebut, perseroan akan mendapatkan dana segar Rp 142,29 miliar.
Selain itu, perusahaan juga mendapatkan tambahan dana dalam bentuk penyetoran modal dari investor strategis.
7. Mitrabara Adiperdana Bagi Dividen
Perusahaan batu bara PT Mirtabara Adiperdana Tbk (MBAP) membagikan dividen Rp 404,99 miliar atau setara 33,75% dari total laba bersih.
Pada 2017, perseroan mencatatkan perolehan laba bersih sebesar US$86,73 juta atau Rp 1,2 triliun. Setiap pemegang saham akan mendapatkan Rp 303 per saham dari total jumlah saham 1,22 miliar saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Artinya besaran dividen yield yang diperoleh investor mencapai Rp 8,89%.
Selain itu, melihat peluang berkembangnya sektor energi baru dan terbarukan (EBT), PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) tengah melakukan studi untuk menjajaki inisiatif bisnis baru yang bergerak di bidang pembangkit listrik dan energy plantation.
8. Perkuat Modal, Hary Tanoe Akan Lakukan Private Placement
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) akan melakukan penambahan modal dengan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD/private placement). Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 1,13 miliar saham atau sebanyak 8%.
Berdasarkan prospektus singkat yang dirilis perusahaan, dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan. Sementara saham baru ini akan dialokasikan untuk Management Stock Option Program (MSOP) dan Employee Stock Option Program (ESOP).
9. Utang Eks Pemegang Lisensi 7-Eleven Lampaui Nilai Aset
PT Modern Internasional Tbk (MDRN), emiten yang pernah memegang lisensi 7-Eleven di Indonesia, mencatatkan pertumbuhan yang negatif selama 2017.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/5/2018), Modern mencatatkan total aset Rp 873,58 miliar pada akhir 2017, atau turun 55,95% dibandingkan posisi aset 2016 sebesar Rp 1,98 triliun.
Kinerja negatif tersebut tidak terlepas dari rugi bersih sepanjang 2017 yang mencapai Rp 1,06 triliun, naik dibandingkan rugi tahun sebelumnya Rp 636,48 miliar. Rugi tersebut menyebabkan defisiensi modal menjadi minus Rp 410,59 miliar.
(prm) Next Article Desa Binaan PTBA Raih Penghargaan Proklim Lestari 2020
Berikut adalah aktivitas emiten yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia.
1. PTBA Targetkan Peningkatan Kapasitas Produksi
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan kapasitas produksi batu bara mencapai 75 juta ton per tahun pada 2023 mendatang dengan strategi membangun transportasi kereta api ke Tarahan, Lampung Selatan dan ke arah Pelabuhan Kertapati Sumatera Selatan.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan kapasitas produksi pada saat ini hanya 25 juta ton per tahun dan berada di urutan keenam di antara perusahaan batu bara lainnya di Indonesia setelah Kaltim Prima Coal, Adaro, Berau Coal, Kideco Jaya Agung, dan Arutmin.
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berencana mencari dana segar melalui penerbitan saham baru melalui skema tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Rencananya dana segar tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha dan entitas anak.
Anak usaha Sinar Mas Land ini akan melepas 1,92 miliar saham baru atau setara 10% dari modal disetor perusahaan. Nilai nominalnya Rp 100 per saham. Dari aksi korporasi ini manajemen BSDE akan melepas saham baru di harga terendah Rp 1.698 per saham dengan target dana minimal Rp 3,27 triliun.
3. Sillo Maritime Rights Issue untuk Ekspansi Bisnis
PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) berencana melakukan ekspansi bisnis. Untuk mendanai ekspansi ini SHIP Akan melakukan penambahan modal (rights issue) tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan melepas 8% saham atau 219,7 juta saham perseroan.
Dengan rights issue tersebut, ditargetkan perseroan mendapatkan dana sebesar Rp 171 miliar dengan harga pelaksanaan maksimal di level Rp 796/saham. Nantinya, seluruh hasil dana tersebut akan digunakan perseroan untuk membeli armada kapal baru yang direncanakan beroperasi pada tahun ini.
Dengan rights issue tersebut, ditargetkan perseroan mendapatkan dana sebesar Rp 171 miliar dengan harga pelaksanaan maksimal di level Rp 796/saham. Nantinya, seluruh hasil dana tersebut akan digunakan perseroan untuk membeli armada kapal baru yang direncanakan beroperasi pada tahun ini.
4. Tambah Modal Kerja, WOMF Terbitkan Obligasi Rp 800 M iliar
PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF) kembali menawarkan obligasi berkelanjutan II WOM Finance Tahap V Tahun 2018 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 800 miliar. Obligasi tersebut akan ditawarkan dalam dua seri dengan kisaran kupon 7,35% - 8,60%.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi tersebut akan ditawarkan melalui masa penawaran umum pada 4-5 Juni 2018 setelah pada Maret 2018 perseroan sudah menerbitkan obligasi berkelanjutan II Tahap IV senilai Rp 867 miliar.
Menurut keterbukaan informasi tersebut, obligasi Tahap V tersebut terdiri dari Rp 332,5 miliar yang dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment). Sisanya, Rp 487,5 miliar, akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort).
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi tersebut akan ditawarkan melalui masa penawaran umum pada 4-5 Juni 2018 setelah pada Maret 2018 perseroan sudah menerbitkan obligasi berkelanjutan II Tahap IV senilai Rp 867 miliar.
Menurut keterbukaan informasi tersebut, obligasi Tahap V tersebut terdiri dari Rp 332,5 miliar yang dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment). Sisanya, Rp 487,5 miliar, akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort).
5. Satu Perusahaan Rokok Akan IPO, Targetkan Dana Rp 1 Triliun
PT Corpus Sekuritas Indonesia mengakui sudah mengantongi tujuh perusahaan yang akan dikawalnya menjadi perusahaan publik. Terdekat, satu perusahaan rokok asal Jawa Tengah akan listing dengan target dana perolehan senilai Rp 1 triliun.
Komisaris Utama Corpus Sekuritas Indonesia Kristhiono Gunarso mengatakan satu perusahaan rokok dengan pangsa pasar terbesar kelima di Indonesia tahun ini akan dikawalnya dalam proses penawaran umum saham perdana (initial public offering/ IPO) dengan target listing di kuartal IV-2018. Meski tak menyebutkan nama perusahaannnya, dia menjelaskan bahwa perusahaan ini bakal melepas 40% saham ke publik dan dananya digunakan untuk pengembangan usaha.
Perusahaan rokok ini memiliki aset sebesar Rp 14 triliun.
Komisaris Utama Corpus Sekuritas Indonesia Kristhiono Gunarso mengatakan satu perusahaan rokok dengan pangsa pasar terbesar kelima di Indonesia tahun ini akan dikawalnya dalam proses penawaran umum saham perdana (initial public offering/ IPO) dengan target listing di kuartal IV-2018. Meski tak menyebutkan nama perusahaannnya, dia menjelaskan bahwa perusahaan ini bakal melepas 40% saham ke publik dan dananya digunakan untuk pengembangan usaha.
Perusahaan rokok ini memiliki aset sebesar Rp 14 triliun.
6. Suntikan Dana Rp 142 M dari Investor Strategis untuk Bank Yudha
PT Bank Yudha Bhakti berencana melakukan penerbitan saham tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan untuk mengembangkan usaha.
Melalui keterbukaan informasi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor perusahaan, atau sebanyak 469,5 juta saham, dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dalam prospektus disebutkan harga pelaksana ditetapkan pada harga Rp 303/saham. Dari total saham baru yang diterbitkan tersebut, perseroan akan mendapatkan dana segar Rp 142,29 miliar.
Selain itu, perusahaan juga mendapatkan tambahan dana dalam bentuk penyetoran modal dari investor strategis.
7. Mitrabara Adiperdana Bagi Dividen
Perusahaan batu bara PT Mirtabara Adiperdana Tbk (MBAP) membagikan dividen Rp 404,99 miliar atau setara 33,75% dari total laba bersih.
Pada 2017, perseroan mencatatkan perolehan laba bersih sebesar US$86,73 juta atau Rp 1,2 triliun. Setiap pemegang saham akan mendapatkan Rp 303 per saham dari total jumlah saham 1,22 miliar saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Artinya besaran dividen yield yang diperoleh investor mencapai Rp 8,89%.
Selain itu, melihat peluang berkembangnya sektor energi baru dan terbarukan (EBT), PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) tengah melakukan studi untuk menjajaki inisiatif bisnis baru yang bergerak di bidang pembangkit listrik dan energy plantation.
8. Perkuat Modal, Hary Tanoe Akan Lakukan Private Placement
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) akan melakukan penambahan modal dengan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD/private placement). Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 1,13 miliar saham atau sebanyak 8%.
Berdasarkan prospektus singkat yang dirilis perusahaan, dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan. Sementara saham baru ini akan dialokasikan untuk Management Stock Option Program (MSOP) dan Employee Stock Option Program (ESOP).
9. Utang Eks Pemegang Lisensi 7-Eleven Lampaui Nilai Aset
PT Modern Internasional Tbk (MDRN), emiten yang pernah memegang lisensi 7-Eleven di Indonesia, mencatatkan pertumbuhan yang negatif selama 2017.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/5/2018), Modern mencatatkan total aset Rp 873,58 miliar pada akhir 2017, atau turun 55,95% dibandingkan posisi aset 2016 sebesar Rp 1,98 triliun.
Kinerja negatif tersebut tidak terlepas dari rugi bersih sepanjang 2017 yang mencapai Rp 1,06 triliun, naik dibandingkan rugi tahun sebelumnya Rp 636,48 miliar. Rugi tersebut menyebabkan defisiensi modal menjadi minus Rp 410,59 miliar.
(prm) Next Article Desa Binaan PTBA Raih Penghargaan Proklim Lestari 2020
Most Popular