
Rupiah Menguat, Poundsterling Masih Dijual Rp 19.200
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
21 May 2018 14:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap poundsterling pada perdagangan siang ini bergerak menguat. Penguatan ini didorong oleh perkiraan perlambatan ekonomi yang terjadi di Negeri Ratu Elizabeth.
Pada Senin (21/05/2018) pukul 14:00 WIB, GBP 1 dibanderol Rp 19.045,43. Rupiah bergerak menguat 0,08% dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu.
Penguatan rupiah mendorong harga jual poundsterling di beberapa bank nasional bergerak turun. Berikut data perdagangan terbaru hingga pukul 14:05 WIB:
Perkiraan ini timbul seiring dengan akan dirilisnya data penjualan ritel di negara tersebut oleh Office for National Statistics. Pada periode bulan lalu, tingkat penjualan ritel hanya tumbuh 1,1% secara year-on-year (YoY). Sementara konsensus yang dihimpun oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel hanya sebesar 0,1%.
Kondisi ini pun berdampak kepada perkiraan pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II akan cenderung stagnan. Reuters memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris hanya 1,2%, sama dengan periode sebelumnya.
Perkiraan ekonomi yang melambat menjadi sentimen negatif bagi poundsterling sehingga mengakibatkan kehilangan momentum. Sterling pun melemah terhadap mata uang global, termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Ekonomi Eropa Diprediksi Melambat, Tapi Euro Cs Masih Menguat
Pada Senin (21/05/2018) pukul 14:00 WIB, GBP 1 dibanderol Rp 19.045,43. Rupiah bergerak menguat 0,08% dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu.
![]() |
Penguatan rupiah mendorong harga jual poundsterling di beberapa bank nasional bergerak turun. Berikut data perdagangan terbaru hingga pukul 14:05 WIB:
Bank | Harga Beli | Status | Harga Jual | Status |
Bank Mandiri | Rp 18.701,00 | Turun | Rp 19.212,00 | Turun |
Bank BNI | Rp 18.835,00 | Turun | Rp 19.292,00 | Turun |
Bank BRI | Rp 18.962,32 | Turun | Rp 19.195,23 | Turun |
Bank BTN | Rp 18.867,00 | Turun | Rp 19.272,00 | Naik |
Bank BCA | Rp 18.795,00 | Naik | Rp 19.269,00 | Naik |
Perkiraan ini timbul seiring dengan akan dirilisnya data penjualan ritel di negara tersebut oleh Office for National Statistics. Pada periode bulan lalu, tingkat penjualan ritel hanya tumbuh 1,1% secara year-on-year (YoY). Sementara konsensus yang dihimpun oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel hanya sebesar 0,1%.
Kondisi ini pun berdampak kepada perkiraan pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II akan cenderung stagnan. Reuters memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris hanya 1,2%, sama dengan periode sebelumnya.
Perkiraan ekonomi yang melambat menjadi sentimen negatif bagi poundsterling sehingga mengakibatkan kehilangan momentum. Sterling pun melemah terhadap mata uang global, termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Ekonomi Eropa Diprediksi Melambat, Tapi Euro Cs Masih Menguat
Most Popular