
Modal Asing Menuju AS, Yield Obligasi RI Naik
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 May 2018 14:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi Indonesia masih mengalami tekanan. Arus modal keluar membuat imbal hasil (yield) terus bergerak ke atas.
Pada Jumat (18/5/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 7,26%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 7,234%.
Investor asing masih keluar dari pasar SBN. Bahkan kini kepemilikan asing di SBN sudah membukukan jual bersih sejak awal tahun. Padahal sebelumnya asing masih mencatat beli bersih meski angkanya terus menyusut.
Tekanan di pasar SBN hari ini kemungkinan disebabkan arus modal yang mengarah ke obligasi pemerintah AS. Hari ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 3,1021%. Turun dibandingkan posisi kemarin yaitu 3,109%.
Penurunan yield berarti menunjukkan harga instrumen ini naik. Kenaikan harga adalah pertanda minat terhadap obligasi sedang tinggi. Kemarin, yield obligasi AS berada di titik tertinggi sejak pertengahan 2011 atau nyaris 7 tahun terakhir.
Pada saatnya, investor akan melihat yield AS yang semakin tinggi ini menjadi menarik. Obligasi AS menjadi instrumen yang seksi karena menawarkan keuntungan lebih.
Ketika ini terjadi, maka aliran dana akan tersedot ke AS sehingga tidak banyak yang tersisa bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Hasilnya sudah terlihat, yield SBN naik karena tekanan arus modal keluar.
Mulai masuknya investor ke pasar obligasi Negeri Paman Sam membuat mata uang dolar AS ikut tertekan. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama, mulai terkoreksi dan melemah 0,04%.
Dolar AS yang mulai melandai kemudian berdampak kepada rupiah. Pada pukul 14:00 WIB, rupiah masih melemah tetapi depresiasinya berkurang.
US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.130. Rupiah melemah 0,59% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Namun rupiah sudah meninggalkan posisi terlemahnya di Rp 14.145/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Pada Jumat (18/5/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 7,26%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 7,234%.
![]() |
Investor asing masih keluar dari pasar SBN. Bahkan kini kepemilikan asing di SBN sudah membukukan jual bersih sejak awal tahun. Padahal sebelumnya asing masih mencatat beli bersih meski angkanya terus menyusut.
![]() |
Tekanan di pasar SBN hari ini kemungkinan disebabkan arus modal yang mengarah ke obligasi pemerintah AS. Hari ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 3,1021%. Turun dibandingkan posisi kemarin yaitu 3,109%.
Penurunan yield berarti menunjukkan harga instrumen ini naik. Kenaikan harga adalah pertanda minat terhadap obligasi sedang tinggi. Kemarin, yield obligasi AS berada di titik tertinggi sejak pertengahan 2011 atau nyaris 7 tahun terakhir.
Pada saatnya, investor akan melihat yield AS yang semakin tinggi ini menjadi menarik. Obligasi AS menjadi instrumen yang seksi karena menawarkan keuntungan lebih.
Ketika ini terjadi, maka aliran dana akan tersedot ke AS sehingga tidak banyak yang tersisa bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Hasilnya sudah terlihat, yield SBN naik karena tekanan arus modal keluar.
Mulai masuknya investor ke pasar obligasi Negeri Paman Sam membuat mata uang dolar AS ikut tertekan. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama, mulai terkoreksi dan melemah 0,04%.
![]() |
Dolar AS yang mulai melandai kemudian berdampak kepada rupiah. Pada pukul 14:00 WIB, rupiah masih melemah tetapi depresiasinya berkurang.
US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.130. Rupiah melemah 0,59% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Namun rupiah sudah meninggalkan posisi terlemahnya di Rp 14.145/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular