Bak Roller Coaster, Harga Minyak Intip US$80/Barel Lagi

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
17 May 2018 11:26
Harga minyak Brent kontrak pengiriman Juli 2018 mampu memangkas pelemahannya dan bergerak menguat hingga ditutup naik lebih dari 1% ke level US$79,28/barel.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Juli 2018 mampu memangkas pelemahannya dan bergerak menguat hingga ditutup naik lebih dari 1% ke level US$79,28/barel, pada perdagangan kemarin. Sementara itu, Light Sweet juga ditutup menguat meskipun lebih tipis, yakni 0,25% ke US$71,49/barel.

Dengan penguatan yang begitu signifikan, harga Brent yang menjadi acuan di Benua Eropa tersebut, kini kembali mendekati level US$80/barel lagi. Nilai itu terakhir kali dicapai pada November 2014.

Bak Roller Coaster, Harga Minyak Intip US$80/Barel Lagi


Meski demikian, harga minyak pada perdagangan kemarin bergerak bak roller coaster. Sebelum menguat signifikan, justru harga Brent sempat anjlok cukup dalam mendekati 1%. Penyebabnya American Petroleum Institute (API) melaporkan bahwa stok minyak Amerika Serikat (AS) naik 4,9 juta barel pada pekan lalu.

Hal tersebut diakibatkan terjadinya penyumbatan pasokan di West Texas dan Kanada. Munculnya sentimen pasokan yang melimpah pun membuat harga komoditas energi utama dunia ini turun, meskipun ternyata tidak berkelanjutan.

Harga si emas hitam diselamatkan oleh US Energy Information Administration (EIA) yang melaporkan cadangan minyak AS turun 1,4 juta barel pada pekan kemarin. Ini jauh melampaui konsensus yang dihimpun Reuters yang mengestimasikan penurunan sebesar 763.000 barel.

Sebagai informasi, data dari EIA merupakan data resmi dari pemerintah Negeri Paman Sam, dan memang tidak selalu sama dengan data yang dikeluarkan dari API. Mengutip Investopedia, di antara dua laporan tersebut, investor dan analis cenderung meyakini bahwa data EIA lebih akurat dibandingkan API.

Selain itu, energi positif lainnya datang dari komentar sejumlah pejabat Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) yang memperkirakan harga minyak bisa menembus level US$80/barel.

"Harga minyak yang tinggi bukan karena masalah pasokan, tetapi lebih karena psikologis jangka pendek. Harga akan naik ke US$ 80/barel, tetapi tidak akan lama karena akan segera turun," ungkap sang pejabat yang enggan disebutkan namanya, mengutip dari Reuters.

Di sisi lain, penguatan harga Light Sweet yang menjadi acuan di AS cenderung masih lebih lemah dari Brent, seiring produksi minyak mentah mingguan negeri adidaya itu kembali mencetak rekor sepanjang sejarah di angka 10,72 barel per hari (bph), di sepanjang pekan lalu. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, produksi minyak mentah AS sudah meningkat nyaris 1,5 juta bph.

Bak Roller Coaster, Harga Minyak Intip US$80/Barel Lagi

Hal ini juga nampaknya membatasi penguatan harga minyak pada pagi ini. Hingga pukul 10.00 WIB, Light Sweet menguat 0,34% ke US$71,73/barel, sementara Brent naik tipis saja sebesar 0,10% ke US$79,36/barel.

(RHG/RHG) Next Article Aktivitas Pengeboran AS Meningkat, Harga Minyak Melandai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular