
Menlu China Sindir Kebijakan Dagang AS yang Unilateral
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
17 May 2018 07:02

Paris, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri China Wang-Yi menyindir kebijakan perdagangan AS yang dibawahi Presiden Donald Trump. Ia menyebut kebijakan dagang AS bertentangan dengan sejarah.
Wang-Yi melihat sudah semestinya semua negara mengikuti skema perdagangan internasional berdasarkan aturan World Trade Organization (WTO).
"Perdagangan unilateralisme bertentangan dengan arus sejarah," kata Wang-Yi seperti dilansir Reuters, Kamis (17/5/2018).
"Kita harus mempertahankan perdagangan bebas internasional berdasarkan aturan WTO," imbuhnya.
Ia menyampaikan hal tersebut di Paris usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Prancis. Kedua Menteri Luar Negeri tersebut juga menyetujui perlunya mempertahankan kesepakatan nuklir Iran.
China-AS Belum Reda
Awal bulan ini, delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin mempresentasikan kepada China sebuah daftar tuntutan sebagai hukuman atas tuduhan pencurian kekayaan intelektual dan kebijakan perdagangan lainnya yang dianggap Washington tidak adil.
Dilansir dari CNBC International, kedua negara gagal mencapai kesepakatan tentang daftar panjang permintaan AS dan memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan di Washington.
Branstad, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan masyarakat China tampaknya menekankan kembali signifikansi daftar tersebut.
"Masyarakat China telah mengatakan 'kami ingin melihat secara spesifik'. Kami memberi mereka semua hal spesifik dalam hal masalah perdagangan. Jadi mereka tidak bisa mengatakan mereka tidak tahu apa yang kami minta," katanya.
"Kami masih sangat berjauhan," kata Branstad, mengatakan bahwa China belum memenuhi janji untuk membuka layanan asuransi dan keuangan, serta mengurangi tarif secara otomatis.
"Ada banyak bagian di mana China telah berjanji untuk melakukannya, tetapi belum juga dilakukan. Kami ingin melihat segera terwujud. Cepat atau lambat kami ingin hal ini segera terjadi," katanya pada konferensi di Tokyo.
Branstad juga mengatakan Presiden AS Donald Trump ingin melihat 'peningkatan yang tinggi' dalam ekspor makanan ke China.
"Kami ingin melihat China sama terbukanya seperti Amerika Serikat," katanya.
Pemerintahan Trump dalam pembicaraan perdagangan dengan China telah dengan jelas menuntut pemotongan US$200 miliar dalam surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat, menerapkan tarif yang jauh lebih rendah dan juga mensubsidi teknologi maju.
Sebelumnya Trump telah mengancam menerapkan tarif US$150 miliar untuk impor barang-barang China, dan China telah mengancam akan membalas dengan menerapkan tarif terhadap ekspor AS, termasuk kedelai dan pesawat terbang.
(dru) Next Article AS Bakal Blokir Investasi ke China, Nego Perang Dagang?
Wang-Yi melihat sudah semestinya semua negara mengikuti skema perdagangan internasional berdasarkan aturan World Trade Organization (WTO).
"Perdagangan unilateralisme bertentangan dengan arus sejarah," kata Wang-Yi seperti dilansir Reuters, Kamis (17/5/2018).
Ia menyampaikan hal tersebut di Paris usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Prancis. Kedua Menteri Luar Negeri tersebut juga menyetujui perlunya mempertahankan kesepakatan nuklir Iran.
China-AS Belum Reda
Awal bulan ini, delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin mempresentasikan kepada China sebuah daftar tuntutan sebagai hukuman atas tuduhan pencurian kekayaan intelektual dan kebijakan perdagangan lainnya yang dianggap Washington tidak adil.
Dilansir dari CNBC International, kedua negara gagal mencapai kesepakatan tentang daftar panjang permintaan AS dan memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan di Washington.
Branstad, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan masyarakat China tampaknya menekankan kembali signifikansi daftar tersebut.
"Masyarakat China telah mengatakan 'kami ingin melihat secara spesifik'. Kami memberi mereka semua hal spesifik dalam hal masalah perdagangan. Jadi mereka tidak bisa mengatakan mereka tidak tahu apa yang kami minta," katanya.
"Kami masih sangat berjauhan," kata Branstad, mengatakan bahwa China belum memenuhi janji untuk membuka layanan asuransi dan keuangan, serta mengurangi tarif secara otomatis.
"Ada banyak bagian di mana China telah berjanji untuk melakukannya, tetapi belum juga dilakukan. Kami ingin melihat segera terwujud. Cepat atau lambat kami ingin hal ini segera terjadi," katanya pada konferensi di Tokyo.
Branstad juga mengatakan Presiden AS Donald Trump ingin melihat 'peningkatan yang tinggi' dalam ekspor makanan ke China.
"Kami ingin melihat China sama terbukanya seperti Amerika Serikat," katanya.
Pemerintahan Trump dalam pembicaraan perdagangan dengan China telah dengan jelas menuntut pemotongan US$200 miliar dalam surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat, menerapkan tarif yang jauh lebih rendah dan juga mensubsidi teknologi maju.
Sebelumnya Trump telah mengancam menerapkan tarif US$150 miliar untuk impor barang-barang China, dan China telah mengancam akan membalas dengan menerapkan tarif terhadap ekspor AS, termasuk kedelai dan pesawat terbang.
(dru) Next Article AS Bakal Blokir Investasi ke China, Nego Perang Dagang?
Most Popular