Internasional

Simak Nih, Kabar Baru soal Perang Dagang AS-China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 July 2020 13:29
Infografis: Saling  balas serangan AS VS CHINA
Foto: Infografis/Saling balas serangan AS VS CHINA/Aristya Rahadian krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamar Dagang Amerika Serikat (AS) dan lebih dari 40 asosiasi perdagangan lainnya mendesak para pejabat tinggi AS dan China untuk meningkatkan upaya agar bisa membuat China memenuhi janjinya untuk menambah jumlah pembelian barang dari AS.

Janji China untuk meningkatkan pembelian itu tertuang dalam kesepakatan perdagangan Fase 1 yang ditandatangani oleh dua ekonomi terbesar dunia pada Januari lalu. Kumpulan asosiasi itu meminta China untuk memenuhi janjinya meskipun ada berbagai masalah antar kedua negara terkait pandemi virus corona (COVID-19).



Dalam sepucuk surat kepada Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Senin (6/7/2020), kelompok itu mengatakan mereka puas dengan kemajuan sejauh ini, tetapi mendesak peningkatan signifikan dalam pembelian barang dan jasa AS oleh China.

Mereka mengatakan bahwa upaya untuk memerangi pandemi virus corona baru dan memulihkan pertumbuhan global sebagian bergantung pada keberhasilan implementasi kesepakatan perdagangan AS-China.

Dalam perjanjian yang membantu meredakan perang dagang kedua negara yang sudah berlangsung lebih dari setahun itu, China telah sepakat untuk membeli barang dan jasa AS senilai US$ 200 miliar dalam dua tahun ke depan.

Jeremie Waterman, yang mengepalai Kamar Pusat China, mengatakan beberapa kemajuan telah dibuat pada masalah struktural dan pembelian barang-barang pertanian, tetapi China perlu meningkatkan pembelian barang-barang manufaktur, jasa dan energi AS untuk memenuhi target sekarang juga saat ekonominya mulai pulih dari pandemi.

"Ada area di mana kita melihat sedikit kemajuan dan di mana kami pikir sangat penting bahwa kedua belah pihak melipatgandakan upaya," kata Waterman, sebagaimana dilaporkan Reuters, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan mereka setelah sebelumnya penasihat perdagangan AS Peter Navarro mengatakan bahwa kesepakatan dagang Fase I tersebut mungkin telah gagal akibat munculnya ketegangan antara AS dan China akibat wabah COVID-19. Namun, Navarro langsung mengoreksi pernyataannya tak lama setelahnya.



AS telah mencurigai asal-usul sebenarnya dari wabah yang diklaim pemerintah China berasal dari hewan buas yang dijual di sebuah pasar ikan di Wuhan, China itu. Presiden Donald Trump bahkan telah secara langsung mengatakan negaranya akan melakukan penyelidikan soal asal sebenarnya dari wabah itu. Hal itu telah membuat China marah.

Di sisi lain, kedua negara juga punya pertikaian seputar Hong Kong. Di mana upaya China yang mengesahkan undang-undang keamanan nasional untuk Hong Kong pada akhir bulan lalu telah membuat AS marah. AS menganggap langkah China itu menyalahi aturan karena otonomi Hong Kong telah dijaga dalam perjanjian "satu negara, dua sistem" yang disepakati China-Inggris pada 1997.

Kedua negara juga berselisih di Laut China Selatan, di mana militer mereka telah saling meningkatkan kehadiran. Langkah ini bahkan dikhawatirkan akan memicu lahirnya konfrontasi senjata.

"Di tengah meningkatnya ketegangan bilateral di seluruh hubungan, bekerja bersama untuk meningkatkan perdagangan dan menumbuhkan perdagangan dapat memberikan manfaat penting bagi kedua negara dan membantu meningkatkan hubungan," tulis kelompok itu dalam surat mereka.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Perang Dagang Muncul Lagi, China Setop Beli Produk AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular